Garut, VIVA – Sebanyak 10 diduga korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter kandungan Muhamad Syafril Firdaus (32), buka mulut melalui hot line yang dibuka oleh Kantor Hukum ETU & Partner. Namun sayang 10 korban tersebut hingga saat ini masih enggan untuk melaporkan secara resmi ke Posko Pengaduan Korban Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPSK) Polres Garut Jawa Barat.
Pengasuh Kantor Hukum ETU & Partner, Restu Nuraisyah mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih berupaya membujuk diduga korban yang telah berkonsultasi. Para korban mengaku trauma dan malu usai mendapat perlakuan tak senonoh dari sang oknum dokter kandungan.
"Jadi ini kendalanya mereka malu dan trauma, jika mereka melaporkan apa yang sudah dialami," ujarnya, Jumat 18 April 2025.
Sementara itu terdapat 10 orang yang sudah berkonsultasi, di antaranya sembilan orang mengaku dilecehkan di ruang praktek Klinik Karya Harsa, dan satu orang dilecehkan di luar Klinik. Bukan hanya korban yang datang sendiri, akan tetapi oknum dokter itu berani melakukan pelecehan seksual, kepada korban (pasien) yang diantar suaminya.
"Jadi korban dan suaminya itu diarahkan ke monitor untuk melihat perkembangan janin dalam perut pasien, sementara satu tangan oknum dokter itu meraba daerah sensitif korban," ungkap Restu.
Dokter Kandungan Ini Lakukan Pelecehan Seksual Kepada Pasien saat USG
Photo :
- Tangkapan Layar Instagram @lagi.viral
Lanjut Restu, seluruh korban diminta nomor ponselnya, lalu satu persatu mereka dihubungi dengan berbagai dalih. Termasuk salah satunya mengajak korban bertemu di luar klinik. Sang korban dilecehkan di salah satu tempat makan.
Ketika itu korban berontak dan memarahi sang dokter yang berlagak tak berdosa, lalu sang dokter pergi pulang ke klinik. Gilanya, setelah di sampai di klinik, si dokter masih sempat menghubungi korban.
"Setelah melakukan pelecehan, di luar itu si dokter masih sempat menghubungi korban katanya ayo kita lanjutkan yang tadi, kan gila," pungkas Restu.
Halaman Selanjutnya
Ketika itu korban berontak dan memarahi sang dokter yang berlagak tak berdosa, lalu sang dokter pergi pulang ke klinik. Gilanya, setelah di sampai di klinik, si dokter masih sempat menghubungi korban.