SHA dan for Revenge Ubah Lagu Cinta Jadi Tentang Kesehatan Mental

7 hours ago 2

VIVA – Dua band dengan identitas musikal yang berbeda—Stand Here Alone (SHA) yang enerjik dan penuh semangat, serta for Revenge (Fr) yang dikenal dengan nuansa emosional dan kelam—baru saja merilis karya kolaborasi berjudul Untuk Kau yang Di Sana. Lagu ini tak hanya menjadi penanda pertemuan dua kekuatan besar dalam industri musik alternatif Indonesia, tetapi juga menjadi jembatan antara dua komunitas penggemar yang selama ini dianggap tak bersinggungan.

Awal mula kolaborasi ini bermula dari komunikasi informal antara personel SHA dan Boniex, salah satu vokalis utama dari for Revenge.

“Aku pertama kontekan sama Boniex, lama kontekan, yaudah punya lagu gak, Bonix kirim musiknya aja. Gitar, bass, drum aku yang bikin notasi, aku kasih lirik, terus revisi sama Boniex,” ujar personel SHA yang merangkap sebagai bassist dan vokalis, saat dijumpai di kawasan Bintaro.

Kolaborasi ini bukan hanya sekadar menyatukan dua suara, tapi juga dua cara berkarya. Lirik lagu Untuk Kau yang Di Sana merupakan hasil perpaduan pemikiran dari kedua band. Walaupun telah lama berkecimpung di ranah musik independen Bandung, SHA tak memungkiri bahwa menyatukan gaya mereka dengan for Revenge bukan perkara mudah.

“Lagu SHA sama fR kan sebenernya agak beda lah ya, notasinya yang tiba-tiba nyeleneh, nadanya juga ceria, tiba-tiba dikasih kolaborasi dengan fR yang lebih serius,” ungkap Chio, menegaskan tantangan musikal yang mereka hadapi dalam proyek ini.

Dalam lagu ini, Ocan—yang biasanya menjadi vokalis utama SHA—memilih peran berbeda. Ia memilih berada di belakang layar sebagai pengisi vokal latar.

“Aku kan sebagai vokalis juga tuh jadi agak susah nimbanginnya, karena suara Mbenk dan Boniex tinggi semua, jadinya aku ambil peran sebagai backing vokal aja, di single ini,” jelas Ocan.

Namun demikian, kontribusinya dalam proses kreatif tetap besar, khususnya dalam menjembatani perbedaan karakter musik kedua grup.

Yang menarik, tema lagu pun mengalami transformasi yang cukup signifikan selama proses pengerjaan. Awalnya dimaksudkan sebagai lagu cinta, maknanya bergeser menjadi lebih personal dan mendalam setelah melalui revisi dari Boniex.

“Awalnya aku bikin lirik tentang cinta, cuman direvisi Boniex, katanya sebenernya ini lagu tentang kesehatan mental seorang,” ujar Mbenk.

Pergantian tema ini justru memperkaya makna lagu, menghadirkan pesan yang lebih relevan dan kuat bagi para pendengar muda yang tengah menghadapi tantangan kehidupan dan isu kesehatan mental.

Proses latihan lagu dilakukan setelah rekaman selesai, namun kedua band sepakat bahwa hasil akhir dari kolaborasi ini melebihi ekspektasi.

“Dari vokal sama musik directornya juga, dan kalo aku pribadi puas sih, puas banget, dan ga sabar cepet rilis,” tutur Ocan dengan antusias.

Tak hanya lagunya yang siap rilis, video klip dari Untuk Kau yang Di Sana juga telah rampung dan dijadwalkan tayang dalam waktu dekat. Peluncuran ini tak hanya menyatukan dua band secara musikal, tetapi juga dua komunitas besar penggemar mereka: Fosha (Family of Stand Here Alone) dan FRF (For Revenge Family).

“Mungkin dengan kolaborasi ini kami bisa nyatukan temen-temen semua bahwa ya, siapapun band idola kalian nikmatin aja, jangan ada gap di antara kalian,” pesan Mbenk dengan penuh harapan.

Merilis lagu ini bertepatan dengan momen penting dalam perjalanan for Revenge memang menjadi tantangan tersendiri bagi SHA. Namun mereka yakin kolaborasi ini akan diterima dengan hangat oleh para pendengar.

“Kami takut lagu kami nggak diterima, tapi setelah dengerin materi yang udah kita bikin, kayaknya optimis, mereka bakal suka,” kata Ocan.

Respons awal dari para penggemar di media sosial pun cukup menggembirakan, menambah semangat kedua band menjelang perilisan resmi lagu dan video klipnya.

SHA juga dijadwalkan tampil dalam konser tunggal for Revenge bertajuk Sang Derana yang akan berlangsung pada 19 Juli 2025 mendatang. Di konser itulah, Untuk Kau yang Di Sana akan ditampilkan untuk pertama kalinya secara langsung di hadapan publik.

Halaman Selanjutnya

Namun demikian, kontribusinya dalam proses kreatif tetap besar, khususnya dalam menjembatani perbedaan karakter musik kedua grup.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |