Washington DC, VIVA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan menutup layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk, Starlink, sebagai bentuk tawar-menawar atas mineral langka kepada Ukraina.
"Jika Kyiv tidak memberikan akses ke mineral langka, maka mereka tidak akan bisa menikmati Starlink lagi. Ukraina pengguna setia Starlink. Bahkan dianggap sebagai Bintang Utara. Tentu kalau diblokir akan menjadi pukulan telak bagi mereka," kata seorang sumber tepercaya kepada Reuters, Minggu, 23 Februari 2025.
Elon Musk, sekutu utama Presiden AS Donald Trump, telah menyumbangkan lebih dari 40 ribu terminal internet sejak 2022, yang telah digunakan secara luas oleh pasukan Ukraina di medan perang untuk melawan Rusia.
Menurut Reuters, selama pertemuan antara Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Utusan Donald Trump, Keith Kellogg, di Kyiv, Ukraina diberitahu bahwa mereka menghadapi 'penutupan segera' Starlink jika mereka tidak menandatangani kesepakatan mengenai mineral langka dengan AS.
Dalam upaya untuk memastikan bantuan militer lebih lanjut dari AS, Volodymyr Zelenskyy mengusung Donald Trump sebagai mitra istimewa dalam mengembangkan sumber daya Ukraina, termasuk mineral langka.
Namun, ia menolak menandatangani perjanjian yang akan memberikan AS kepemilikan 50 persen dari kekayaan milik negara bekas Uni Soviet itu. "Saya tidak bisa menjual negara ini," katanya, berdalih.
Penasihat Keamanan Nasional Donald Trump, Mike Waltz, mengatakan bahwa reaksi Kyiv 'tidak dapat diterima' dan menyarankan para pejabat Ukraina untuk 'mengurangi tindakannya' dan menandatangani kesepakatan mineral langka.
Volodymyr Zelenskyy mengakui kalau sekitar setengah dari cadangan mineral langkanya berada di bawah pendudukan militer Rusia.
Pakar komoditas Javier Blas berpendapat bahwa ekspektasi Donald Trump terhadap kesepakatan tersebut sangat dibesar-besarkan karena Ukraina 'tidak memiliki cadangan mineral langka yang signifikan selain tambang skandium kecil'.
Trump Desak Putin dan Zelenskyy Bertemu untuk Hentikan Perang
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhirnya harus duduk bersama di meja perundingan
VIVA.co.id
22 Februari 2025