Tarif Trump 19% Untungkan Ekspor Unggulan RI, Ekonom Waspadai Neraca Dagang

9 hours ago 2

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:50 WIB

Jakarta, VIVA – Pengenaan tarif impor sebesar 19 persen oleh Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia, yang baru saja diumumkan Presiden AS, Donald Trump, diyakini bakal menguntungkan produk ekspor unggulan Indonesia seperti alas kaki, pakaian jadi, hingga karet dan crude palm oil alias CPO.

Meski demikian, Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira menekankan, pemerintah Indonesia juga perlu mewaspadai impor produk dari AS, yang diperkirakan akan ikut melonjak.

Misalnya seperti komoditas migas, produk elektronik, suku cadang pesawat, sereal dan gandum, serta produk farmasi. Hal itu menyusul pernyataan Trump bahwa negaranya mendapat tarif nol persen dari pemerintah Indonesia.

"Tarif 19 persen untuk barang ekspor Indonesia ke AS, sementara AS bisa mendapat fasilitas 0 persen, sebenarnya punya risiko tinggi," kata Bhima dikutip dari Antara, Rabu, 16 Juli 2025.

Presiden Donald Trump saat mengumumkan tarif masuk barang impor ke AS beberapa waktu lalu.

Photo :

  • AP Photo/Evan Vucci

Menurutnya, sektor migas, produk elektronik, suku cadang pesawat, serealia dan gandum, serta produk farmasi, telah mencatat nilai impor yang tinggi pada 2024. Karenanya, dampak potensi meningkatnya impor terhadap neraca perdagangan menurutnya tetap harus diwaspadai.

“Tercatat sepanjang 2024, total impor lima jenis produk ini mencapai 5,37 miliar dolar AS atau setara Rp87,3 triliun,” ujarnya.

Bhima menjelaskan, AS akan sangat diuntungkan dari penetrasi ekspor gandum ke Indonesia karena tarif 0 persen. Hal ini juga perlu diwaspadai, menyusul target pemerintah soal swasembada pangan melalui pemberdayaan petani dan produsen pangan lokal.

“Konsumen mungkin senang harga mie instan, dan roti bakal turun, tapi produsen pangan lokal terimbas dampak negatifnya,” kata Bhima.

Lebih lanjut, Dia juga menilai bahwa tarif untuk produk Indonesia ke AS idealnya masih bisa turun lagi. Sebab penurunan tarif yang diberikan AS kepada Vietnam, dari 46 persen ke 20 persen jelas lebih signifikan dibanding penurunan tarif Indonesia yang sebelumnya 32 persen ke 19 persen.

"Idealnya (tarif untuk) Indonesia bisa lebih turun lagi," ujarnya. (Ant).

Halaman Selanjutnya

Bhima menjelaskan, AS akan sangat diuntungkan dari penetrasi ekspor gandum ke Indonesia karena tarif 0 persen. Hal ini juga perlu diwaspadai, menyusul target pemerintah soal swasembada pangan melalui pemberdayaan petani dan produsen pangan lokal.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |