Jakarta, VIVA — Tawuran antar kelompok remaja di kawasan pintu selatan Jakarta International Stadium (JIS), Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, memakan korban tewas. AR (20) meregang nyawa secar mengenaskan lantaran luka bacok, pada peristiwa yang terjadi Senin malam.
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok, AKP Tommy Brian Hutomo, mengungkapkan bahwa pihaknya bergerak cepat usai menerima laporan tawuran itu. Dalam waktu kurang dari enam jam, polisi berhasil mengamankan delapan orang yang diduga terlibat.
“Kurang dari enam jam setelah kejadian, kami telah menangkap delapan pelajar yang diduga terlibat. Saat ini kami masih mendalami peran masing-masing dan mencari kemungkinan pelaku lain,” ujar AKP Tommy saat memberikan keterangan pers di Mapolsek Tanjung Priok, Selasa 27 Mei 2025.
Sejumlah barang bukti juga disita. Seperti satu unit senjata tajam yang digunakan untuk menyerang korban dan satu sepeda motor yang digunakan saat melakukan konvoi ke lokasi kejadian.
Menurut keterangan saksi di lokasi, sekelompok remaja datang dengan mengendarai lima sepeda motor secara konvoi dan berkeliling di area sekitar stadion. Mereka kemudian menyasar tiga remaja lain yang saat itu juga berada di kawasan tersebut. Serangan dilakukan secara tiba-tiba.
“Salah satu dari tiga korban mengalami luka bacok di bagian kepala dan meninggal dunia di tempat. Korban lainnya mengalami luka ringan, sementara satu orang berhasil melarikan diri. Saking paniknya, sepeda motor yang dikendarai korban sempat tercebur ke dalam parit,” kata Tommy.
Korban tewas, AR diketahui sudah lulus SMP tetapi belum memiliki pekerjaan tetap. Hingga kini, identitas dua korban lain belum dipublikasikan karena masih dalam proses pendataan oleh pihak berwenang.
Penyidik masih mendalami motif aksi tawuran ini. Dugaan sementara, para pelaku berasal dari kelompok pelajar dan alumni SMP yang sebelumnya sudah memiliki sejarah konflik antarkelompok.
“Kami masih menunggu hasil visum dari rumah sakit untuk melengkapi berkas penyidikan. Pemeriksaan terhadap para pelaku juga masih berlangsung. Kami belum bisa menyimpulkan apakah ini merupakan tawuran terencana atau spontan,” tambah Tommy.
Pihak kepolisian juga tengah menelusuri kemungkinan adanya pihak yang mengorganisasi aksi kekerasan ini, termasuk memantau aktivitas daring yang mungkin memicu pertemuan fisik di lapangan.
Halaman Selanjutnya
Penyidik masih mendalami motif aksi tawuran ini. Dugaan sementara, para pelaku berasal dari kelompok pelajar dan alumni SMP yang sebelumnya sudah memiliki sejarah konflik antarkelompok.