Jakarta, VIVA – Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar Al-Khorayef, menyambangi Kementerian Perindustrian dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia. Kedatangan Al-Khorayef ke Kemenperin yang turut disambut Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin itu, dilakukan untuk membahas soal keberlanjutan dan ketahanan jangka panjang dalam bidang energi antarkedua negara.
Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin mengungkapkan, pertemuan yang dijalin dengan Al-Khorayef itu berfokus pada upaya penguatan kerja sama Indonesia-Arab Saudi, utamanya dalam pengembangan hilirisasi dan transformasi industri pertambangan.
Menteri BUMN Erick Thohir menggelar pertemuan dengan Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar bin Ibrahim bin Abdullah al-Khorayef [Instagram @erickthohir]
Photo :
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
"Indonesia dan Arab Saudi berada di titik penting dalam mendefinisikan ulang ekonomi mineral. Di MIND ID, kami meyakini bahwa kolaborasi adalah kunci untuk membuka potensi penuh dari kekayaan mineral kita," kata Maroef dalam keterangannya, Rabu, 16 April 2025.
"Hal itu tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga untuk mempercepat inovasi dan keberlanjutan global," ujarnya.
Maroef menilai, pengelolaan berbagai aset mineral strategis Indonesia seperti tembaga, nikel, aluminium, dan timah di Indonesia, merupakan langkah konkret dalam mewujudkan ketahanan mineral global dan pembangunan industri bernilai tambah yang juga sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Dia menegaskan, rantai pasok terintegrasi MIND ID dan komitmen kuat terhadap keberlanjutan, menjadikan MIND ID mitra strategis bagi negara-negara seperti Arab Saudi yang ingin memperkuat kapabilitas hilir.
"Kami siap menjajaki peluang kerja sama, pertukaran pengetahuan, dan inovasi transformasional," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam pertemuan tersebut Al-Khorayef sendiri mengungkapkan bahwa cadangan mineral Kerajaan Arab Saudi terbukti meningkat sebesar 90 persen dalam lima tahun terakhir. Hal itu dinilai dapat memperkuat posisi Arab Saudi sebagai pusat global baru untuk mineral olahan.
Arab Saudi sendiri diketahui memiliki peta jalan ambisius melalui Vision 2030, yang mengedepankan sektor pertambangan sebagai pilar utama diversifikasi ekonomi.
Halaman Selanjutnya
"Kami siap menjajaki peluang kerja sama, pertukaran pengetahuan, dan inovasi transformasional," ujarnya.