Trump Melunak, Pertimbangkan Keringanan Tarif Impor Mobil dan Suku Cadang

4 days ago 6

Selasa, 15 April 2025 - 14:52 WIB

Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melunak dalam kebijakan tarif impornya. Kali ini, ia mempertimbangkan pemberian keringanan tarif untuk produsen mobil, sebagai upaya meredam dampak dari kebijakan tarif tinggi yang sebelumnya ia canangkan.

Melansir dari Kyodo News, Selasa 15 April 2025, langkah ini dipandang sebagai potensi pembalikan arah dari pendekatan garis keras Trump dalam perang dagang, khususnya terhadap sektor otomotif.

"Saya sedang mempertimbangkan sesuatu untuk membantu beberapa perusahaan mobil, terutama mereka yang beralih ke suku cadang yang sebelumnya dibuat di Kanada, Meksiko, dan negara lain. Mereka butuh sedikit waktu, karena nantinya mereka akan memproduksi komponen itu di sini," ujar Trump kepada wartawan di Ruang Oval, Gedung Putih.

Pernyataan tersebut muncul di tengah tekanan yang meningkat dari pelaku industri otomotif, menyusul pemberlakuan tarif tambahan sebesar 25 persen atas mobil impor mulai awal April lalu.

Kebijakan ini tak hanya berdampak pada produsen mobil asing seperti Jepang, Jerman, dan Korea Selatan, tetapi juga menjerat produsen dalam negeri yang bergantung pada suku cadang dari luar negeri.

Mesin dan komponen penting otomotif masih menikmati pengecualian tarif sementara yang akan berakhir pada 3 Mei 2025 mendatang. Saat ditanya mengenai kemungkinan perpanjangan pengecualian tersebut, Trump menjawab:

“Saya sedang membahas hal-hal seperti itu.”

Ia pun menegaskan pendekatannya yang pragmatis.

“Saya ini orang yang sangat fleksibel. Saya tidak mengubah pendirian, tapi saya fleksibel -- dan itu perlu,” katanya.

Trump menekankan bahwa tujuannya bukan untuk merugikan industri.

“Tapi pada akhirnya, kita akan mencapai posisi unggul sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, jika kita bersikap cerdas,” ujarnya.

Ini bukan kali pertama Trump menunda implementasi kebijakan tarif yang kontroversial. Sebelumnya, ia juga menangguhkan tarif timbal balik selama 90 hari bagi sejumlah mitra dagang utama, hanya beberapa jam setelah kebijakan itu diumumkan.

Namun, penundaan tersebut tidak mencakup tarif berbasis sektor seperti otomotif maupun impor dari China.

Pelaku industri menilai bahwa kompleksitas rantai pasok global membuat relokasi produksi ke AS bukanlah solusi jangka pendek. Investasi dalam teknologi dan fasilitas produksi membutuhkan waktu dan biaya besar sebelum perusahaan dapat menyesuaikan diri.

Di sisi lain, Jepang menjadi salah satu negara yang paling terdampak oleh lonjakan tarif otomotif AS — dari 2,5 persen menjadi 27,5 persen. Negeri Sakura pun telah diberi prioritas dalam negosiasi selama masa penangguhan.

Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang, Ryosei Akazawa, dijadwalkan tiba di Washington akhir pekan ini untuk memulai perundingan intensif. Ia akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang ditunjuk sebagai negosiator utama dalam pembicaraan bilateral.

Akazawa diperkirakan akan menekan AS untuk memberikan pengecualian tarif bagi produsen mobil Jepang, demi menyelamatkan hubungan dagang dan stabilitas industri global.

Halaman Selanjutnya

Ia pun menegaskan pendekatannya yang pragmatis.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |