Usai Pukul dan Ancam Jurnalis di Semarang, Ipda Endry Akhirnya Minta Maaf

5 hours ago 2

Senin, 7 April 2025 - 21:26 WIB

Semarang, VIVA – Insiden kekerasan terhadap jurnalis kembali mencoreng dunia pers Indonesia. Kali ini, jurnalis fotografer LKBN Antara, Makna Zaezar, menjadi korban pemukulan oleh anggota kepolisian saat meliput kunjungan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo di Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng, Sabtu (5/4/2025) sore.

Pelaku diketahui bernama Ipda Endry Purwa Sefa, anggota Tim Pengamanan Protokoler Kapolri. Tanpa alasan yang jelas, Ipda Endry yang mengenakan seragam dinas biru tiba-tiba memukul Makna dan mengancam akan menempeleng.

Peristiwa tersebut terjadi di tengah kerumunan wartawan yang tengah meliput kesiapan arus balik Lebaran di stasiun tersebut.

Aksi kekerasan itu kemudian viral di media sosial dan memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi profesi jurnalis seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), hingga Pewarta Foto Indonesia (PFI). Mereka mendesak agar pelaku diberi sanksi tegas dan insiden ini tidak dibiarkan berlalu begitu saja.

Menanggapi hal ini, Ipda Endry bersama tim dari Mabes Polri dan Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mendatangi Kantor LKBN Antara Biro Jawa Tengah di Jalan Veteran, Semarang, Sabtu malam sekitar pukul 22.00 WIB. Dalam pertemuan tertutup, Endry menyampaikan permintaan maaf langsung kepada korban.

"Tim Pengamanan Protokoler mmohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian di Stasiun Tawang. Semoga ke depannya atas kejadian ini kita lebih humanis, profesional, dan dewasa," ujar Endry, dilansir YouTube tvOne.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menegaskan bahwa institusinya menyesalkan insiden tersebut dan menyatakan bahwa Ipda Endry bukan ajudan Kapolri, melainkan tim pengamanan protokoler. Ia juga menyebutkan bahwa internal kepolisian akan tetap melakukan penyelidikan terkait insiden ini.

"Ipda Endry ini Tim Pengamanan Protokoler, bukan ajudan. Sebenarnya tidak perlu emosional kepada wartawan, saat itu kondisi di lapangan crowded," kata Artanto

Sementara itu, Makna Zaezar menyatakan telah memaafkan pelaku secara pribadi. Namun, ia tetap berharap ada proses hukum atau sanksi etik yang diberikan kepada Ipda Endry sebagai bentuk pertanggungjawaban.

"Saya pribadi sudah memaafkan secara manusiawi, tapi saya harap ada tindak lanjut dari Polri," ujarnya.

Insiden ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap jurnalis dan kembali mengingatkan pentingnya perlindungan terhadap pekerja media dalam menjalankan tugas jurnalistik di lapangan.

Halaman Selanjutnya

"Ipda Endry ini Tim Pengamanan Protokoler, bukan ajudan. Sebenarnya tidak perlu emosional kepada wartawan, saat itu kondisi di lapangan crowded," kata Artanto

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |