Jakarta, VIVA - Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Rosan Roeslani mengungkap rencana mobil listrik asal Vietnam Vinfast membangun pabriknya di Indonesia. Ia mengaku perwakilan Vinfast sudah bertemu dengan pihaknya untuk merealisasikan rencana tersebut.
"Iya. Benar. Vinfast sudah bertemu dengan kami juga untuk rencana membangun pabriknya di Indonesia," kata Rosan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip pada Selasa, 11 Maret 2025.
Rosan mengatakan, Vinfast sangat serius merealisasikan investasinya di Indonesia. Dengan rencana ini, Indonesia menjadi satu dari dua negara di luar Vietnam yang masuk dalam rencana Vinfast untuk membangun pabriknya.
"Mereka ingin. Jadi, Indonesia itu salah satu dari dua negara yang mereka ingin berinvestasi di luar Vietnam. Dan, mereka cukup, bukan cukup, tetapi sangat serius," jelasnya.
Pabrik Vinfast di Vietnam
Meski demikian, Rosan belum membeberkan lokasi pabrik dan nilai investasi yang akan ditanamkan. Ia menyebut pabrik Vinfast ini diproyeksikan untuk pasar ekspor.
Kata dia, Kementerian Investasi akan mendampingi Vinfast dan memberikan pilihan lokasi yang dirasa cocok untuk pembangunan pabrik tersebut.
"Kementerian Investasi bersama mereka untuk memberikan alternatif juga lokasinya sehingga mereka bisa merealisasikan investasinya yang mereka sampaikan," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Vinfast telah berkomitmen membangun ekosistem charging station mobil listrik yang nilainya mencapai 100.000 unit.
"Salah satu investasi vietnam kan mendorong mobil listriknya Vinfast dan mereka sudah membuat merencanakan ekosistem charging yang jumlahnya 100.000," ujarnya.
Selain itu, Airlangga juga menegaskan Vinfast berencana membangun pabrik di Indonesia. Namun, dia mengaku tak ingat dengan lokasi dan perincian rencana pembangunan pabrik tersebut.
Selain Vinfast, Airlangga mengungkap sejumlah kerja sama RI-Vietnam di bidang ekonomi lainnya. Salah satunya, Indonesia akan membangun vaksin hewan di Vietnam.
Namun, ia belum merinci rencana investasi dan kerja sama antara dua negara ini.
Lebih lanjut, Airlangga mengeklaim sudah terdapat 130 proyek yang dioperasikan perusahaan Indonesia di Vietnam. Ratusan perusahaan tersebut akan berupaya meningkatkan jumlah investasi Vietnam di Indonesia.
"Mereka akan meningkatkan jumlah investasi Vietnam di Indonesia. Kemudian Vietnam dan Indonesia punya aspirasi yang sama 100 tahun ke depan mau menjadi negara maju, di atas negara pendapatan tinggi,” jelasnya.
Sebagai informasi, dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dengan Sekjen Partai Komunis Vietnam To Lam, menyampaikan dua negara punya komitmen untuk perkuat kerja sama di berbagai sektor. Kerja sama itu termasuk politik, ekonomi, pendidikan, sains, serta hubungan antar masyarakat.
Komitmen tersebut diwujudkan dalam tiga dokumen kerja sama yang dipertukarkan di hadapan kedua pemimpin negara, yaitu:
1. Letter of Intent (LoI) dalam Kerja Sama Peningkatan Kapasitas Bidang Teknik dan Ekonomi Digital yang ditunjukkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto dan Menteri Industri Viet Nam,
2. Letter of Intent (LoI) pada Kerja Sama Bidang Sains dan Teknologi yang ditunjukkan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Brian Yuliarto dengan Menteri Sains dan Teknologi Viet Nam; dan
3. Implementing arrangement dalam Kerja Sama Agriculture yang ditunjukkan oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono serta Wakil Menteri Lingkungan Viet Nam.
Halaman Selanjutnya
"Kementerian Investasi bersama mereka untuk memberikan alternatif juga lokasinya sehingga mereka bisa merealisasikan investasinya yang mereka sampaikan," katanya.