15 Destinasi Liburan Musim Panas Paling Hits di Dunia Tahun 2025: Jepang, Vietnam, hingga Albania Jadi Sorotan

7 hours ago 1

Jakarta, VIVA – Dunia pariwisata global tengah mengalami perubahan tren yang signifikan menjelang musim panas 2025. Berdasarkan laporan terbaru Travel Trends 2025 yang dirilis oleh Mastercard Economics Institute, kawasan Asia-Pasifik berhasil mencetak rekor dengan menempatkan 8 dari 15 destinasi paling trending tahun ini.

Tak tanggung-tanggung, dua kota di Jepang—Tokyo dan Osaka—berhasil menempati posisi pertama dan kedua sebagai tujuan wisata musim panas paling populer di dunia tahun 2025.

1. Jepang Pimpin Daftar: Tokyo dan Osaka Melejit Jadi Favorit Dunia

Kombinasi antara kekayaan budaya, mata uang yen yang melemah, serta lonjakan signifikan dalam jumlah pemesanan penerbangan, menjadikan Jepang magnet wisata baru yang tak tertandingi.

Kurs yen yang rendah memberi keuntungan besar bagi wisatawan mancanegara karena membuat biaya liburan di Jepang jauh lebih terjangkau. Alhasil, Tokyo dan Osaka meroket sebagai destinasi paling diincar wisatawan pada musim panas kali ini.

2. Nha Trang, Vietnam: Destinasi Pantai yang Jadi Kejutan Manis

Kota pantai Nha Trang di Vietnam muncul sebagai pendatang baru yang mencuri perhatian di tingkat global. Dengan pantai berpasir putih dan kehidupan malam yang energik, kota ini jadi magnet bagi pelancong yang mencari pengalaman lokal otentik dengan harga bersahabat.

Tren ini mengindikasikan pergeseran minat wisatawan dari kota-kota metropolitan dunia menuju tempat-tempat yang menawarkan keindahan alam dan kebudayaan lokal yang kuat.

3. India dan Tiongkok: Dua Raksasa yang Mendominasi Pergerakan Wisata Global

Lautan manusia di Tembok Besar China.

Tiongkok tetap memegang gelar sebagai pasar wisata outbound terbesar di dunia sepanjang 2024. Wisatawan asal Negeri Tirai Bambu kini lebih selektif memilih destinasi berdasarkan nilai ekonomis dan kemudahan visa, dengan Jepang, Malaysia, dan Singapura sebagai tujuan utama. Ketertarikan mereka terhadap wilayah Asia Tengah—seperti Kazakhstan, Uzbekistan, dan Kyrgyzstan—juga terus meningkat.

Sementara itu, India mencatat jumlah pelancong keluar negeri terbanyak sepanjang sejarah pada 2024. Dengan konektivitas penerbangan yang lebih baik dan kelas menengah yang berkembang pesat, destinasi seperti Abu Dhabi, Hanoi, dan Bali jadi favorit warga India yang ingin menjelajahi dunia.

4. Destinasi Baru Bermunculan: Dari Tirana Hingga Riyadh

Ibu kota Arab Saudi, Riyadh

Tokyo berhasil menggeser Bangkok sebagai kota paling banyak dikunjungi pada 2024, mengakhiri dominasi Bangkok selama satu dekade. Melemahnya nilai yen menjadi faktor kunci dalam pergeseran ini.

Di Timur Tengah, kota Jeddah dan Riyadh di Arab Saudi mencatat pertumbuhan wisata yang signifikan berkat reformasi visa dan diversifikasi ekonomi yang memperkuat infrastruktur pariwisata.

Sementara di Eropa, Tirana (Albania) muncul sebagai destinasi yang sedang naik daun, didorong oleh lonjakan kunjungan dari wisatawan Eropa, terutama asal Italia.

5. Tren Baru: Kuliner, Kesehatan, dan Pengaruh Event Olahraga Global

Sunset di Pantai Batu Belig, Seminyak, Bali.

Photo :

  • Instagram @iniviehospitality

Wisatawan Asia-Pasifik kini semakin mengutamakan pengalaman kuliner, kegiatan alam, dan wellness ketimbang sekadar city tour biasa. Contohnya, Gianyar di Bali menjadi incaran pecinta kuliner dunia karena menu ikonik Babi Guling.

Di Selandia Baru, Queenstown jadi magnet wisatawan dari 44 negara berbeda yang tertarik menikmati keindahan alam dan kulinernya.

Thailand memimpin dalam Wellness Trend Index (WTI) berkat ekolodge, spa, dan retret meditasi yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Negara-negara seperti Namibia, Afrika Selatan, dan Turki (Istanbul) juga menawarkan pengalaman wellness unik, terutama dalam bentuk ekowisata dan wisata kuliner lintas budaya.

Tak ketinggalan, event olahraga seperti Australian Open dan Baseball World Series di Los Angeles menjadi pendorong utama lonjakan wisata global. Kehadiran bintang Jepang, Shohei Ohtani, bahkan meningkatkan pengeluaran turis Jepang hingga 91%.

6. Sensitivitas terhadap Kurs Valuta Asing Pengaruhi Tujuan Wisata

VIVA.co.id saat mengunjungi Hakuba Ski Jumping, Jepang

Photo :

  • VIVA.co.id/Zaky Al-Yamani

Wisatawan Asia-Pasifik sangat responsif terhadap fluktuasi mata uang. Sebagai contoh, setiap penurunan 1% nilai yen terhadap yuan Tiongkok berdampak pada kenaikan 1,5% wisatawan Tiongkok ke Jepang.

Sementara itu, jumlah pengunjung asal Singapura ke Jepang mencapai rekor tertinggi sepanjang 2024, berkat penguatan 40% dolar Singapura terhadap yen—meskipun tarif hotel dan tiket pesawat meningkat.

Wisatawan dari India, Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura juga menunjukkan sensitivitas tinggi terhadap kurs dolar AS. Setiap pelemahan 1% dolar AS terhadap mata uang lokal mereka mendorong kenaikan 0,6-0,8% jumlah wisatawan ke AS.

Liburan Musim Panas 2025 Lebih Bijak dan Otentik

Tren perjalanan musim panas 2025 menunjukkan pergeseran prioritas wisatawan global ke arah destinasi bernilai ekonomis, pengalaman autentik, dan kesehatan fisik dan mental. Faktor nilai tukar mata uang kini menjadi pertimbangan penting dalam menentukan pilihan destinasi.

Dengan dominasi Asia-Pasifik, munculnya bintang baru seperti Nha Trang dan Tirana, serta transformasi pola wisata berbasis minat, musim panas 2025 akan menjadi babak baru dalam sejarah perjalanan internasional.

Halaman Selanjutnya

Source : Vietjet

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |