Jakarta, VIVA – Istilah "Scandinavian" merujuk pada sekelompok negara di Eropa Utara yang berbagi karakteristik budaya, sejarah, dan bahasa yang serupa. Secara geografis, Skandinavia mencakup tiga kerajaan, yakni Denmark, Norwegia, dan Swedia.
Namun, dalam konteks yang lebih luas, istilah ini sering kali juga mencakup Finlandia dan Islandia, yang bersama-sama membentuk negara-negara Nordik.
Asal-usul kata "Scandinavian" sendiri berasal dari istilah Latin "Scandi-" yang merujuk pada wilayah Skåne di Swedia selatan. Seiring waktu, istilah ini berkembang untuk mencakup seluruh wilayah Nordik.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun istilah "Scandinavian" dan "Nordic" sering digunakan secara bergantian, keduanya memiliki perbedaan teknis.
Skandinavia tidak hanya merujuk pada lokasi geografis, tetapi juga mencerminkan identitas budaya yang khas.
Identitas ini ditandai oleh nilai-nilai seperti kesederhanaan, fungsionalitas, kesetaraan, dan hubungan yang erat dengan alam.
Gaya hidup Skandinavia telah menarik perhatian global karena pendekatan uniknya terhadap desain, kesejahteraan sosial, dan keseimbangan hidup.
Dalam dunia modern, "Scandinavian" telah menjadi sinonim dengan estetika desain yang bersih dan minimalis, sistem kesejahteraan sosial yang maju, dan pendekatan hidup yang menekankan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi.
Konsep-konsep seperti "hygge" dari Denmark, "lagom" dari Swedia, dan "sisu" dari Finlandia telah menjadi tren global, mencerminkan daya tarik filosofi dan gaya hidup Skandinavia.
Apa ciri khas dan karakteristik yang membuat desain Skandinavia begitu memikat dan makin diminati? Fenomena ini sejalan dengan perkembangan pasar properti di Indonesia, yang kini menjadi incaran wisatawan dan investor mancanegara.
Mordor Intelligence melaporkan, Pasar Properti di Indonesia diperkirakan mencapai US$68,55 miliar pada 2025, dan diharapkan sebesar US$90,96 miliar pada 2030, dengan compounded annual growth rate (CAGR) sebesar 5,82 persen selama periode perkiraan (2025-2030).
Sektor properti Indonesia telah menjadi salah satu landasan pembangunan ekonomi, dengan angka resmi dari Statistik Indonesia menunjukkan bahwa kontribusi PDB dari kegiatan properti mencapai Rp488,31 triliun (US$31 miliar) pada 2022.
Pendiri dan Kepala Eksekutif Core Concept Living, Shanny Poijes, membeberkan bahwa gaya desain Skandinavia bisa dipadukan secara sempurna dengan jiwa lokal atau tradisional.
Menurutnya, ciri paling mencolok dari desain Skandinavia adalah penggunaan warna-warna netral seperti putih, krem, abu-abu, dan cokelat muda.
Warna-warna ini menciptakan kesan bersih, lapang, dan menenangkan. Kemudian, kayu adalah bintang utama dalam desain Skandinavia.
Penggunaan lantai kayu berwarna terang, furnitur kayu dengan desain sederhana, hingga elemen dekorasi dari kayu memberikan sentuhan hangat, alami, dan tahan lama.
Selain kayu, material alami lain seperti batu, linen, dan wol juga seringkali digunakan untuk menambah tekstur dan kenyamanan.
Desain Skandinavia sangat mengutamakan fungsi. Setiap elemen dalam ruangan dipilih dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan praktis penghuninya.
"Penataan ruang juga dibuat efisien untuk memaksimalkan penggunaan setiap sudut ruangan dan juga harus ramah lingkungan. Ini adalah sesuatu yang lazim bagi orang Swedia. Kami bangga dapat berkontribusi pada industri properti di Indonesia dengan cara yang positif," ungkap Shanny Poijes.
Halaman Selanjutnya
Dalam dunia modern, "Scandinavian" telah menjadi sinonim dengan estetika desain yang bersih dan minimalis, sistem kesejahteraan sosial yang maju, dan pendekatan hidup yang menekankan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi.