7 Mitos dan Fakta Imunisasi, Ternyata Masih Banyak yang Menyesatkan

4 hours ago 1

Selasa, 29 April 2025 - 06:00 WIB

Jakarta, VIVA – Imunisasi menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun dan secara luas diakui sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling berhasil dan hemat biaya. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini masih ada sekitar 20 juta anak di dunia yang belum divaksinasi bahkan belum mendapatkan vaksinasi yang lengkap. Akibatnya, beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian, yang dapat dicegah dengan vaksin seperti campak, pertusis, difteri, dan polio kembali muncul di negara maju dan berkembang. Scroll untuk informasi selengkapnya!

Angka kematian anak di Indonesia bersama dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, diketahui menurun hingga 64 persen antara tahun 1990 dan 2015. Informasi yang dapat dipercaya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang manfaat imunisasi dan jumlah orang tua yang setuju untuk membawa anak-anak mereka untuk diimunisasi. 

Berikut 7 mitos dan fakta seputar imunisasi yang harus diketahui seperti dilansir dari laman Unicef.

1 Bayi atau anak-anak akan selalu mengalami demam setelah imunisasi 
Tidak benar, faktanya demam merupakan reaksi pertahanan tubuh terhadap imunisasi yang diberikan kepada anak. Tergantung pada kondisinya, terkadang anak akan mengalami demam ringan dan dapat disimpulkan bahwa tubuhnya memiliki reaksi pertahanan yang baik dan vaksin yang diberikan tidak sia-sia. 

2 Vaksin menyebabkan autisme 
Tidak benar, faktanya vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional telah mendapatkan rekomendasi dari NITAG, mendapatkan pra-kualifikasi dari WHO dan telah lulus uji dari Food and Drug Administration. Sampai saat ini belum ada bukti bahwa imunisasi dalam bentuk apa pun menyebabkan autisme.

3 Kandungan dalam vaksin berbahaya bagi tubuh 
Tidak benar, faktanya vaksin terdiri dari beberapa bahan yang diklasifikasikan sebagai berikut: 

Komponen utama dalam vaksin adalah antigen. Antigen ini merangsang pembentukan kekebalan tubuh tanpa membuat tubuh terpapar penyakit. Biasanya antigen yang digunakan adalah kuman yang dilemahkan atau dimatikan yang bertujuan untuk merangsang pembentukan antibodi. Antibodi ini menghasilkan sel memori yang akan mengingat cara melawan penyakit dan dengan demikian memungkinkan tubuh terlindungi dari penyakit di masa mendatang. 

Komponen tambahan, dalam jumlah rendah/aman, meliputi:

  • Stabilizer, berfungsi untuk menjaga kestabilan vaksin saat disimpan dalam sistem rantai dingin. Contoh: sukrosa, albumin.
  • Antibiotik, berperan untuk membantu mencegah kontaminasi bakteri selama pembuatan dan digunakan dalam jumlah yang sangat sedikit. Contoh: neomisin. 
  • Pengawet, ditambahkan pada vaksin dengan kemasan multidosis untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Contoh: thimerosal.
  • Adjuvan, ditambahkan pada beberapa vaksin untuk meningkatkan respons imun spesifik pada individu yang divaksinasi. Contoh: garam aluminium.

4 ASI dapat menggantikan vaksin. 
Tidak benar, faktanya ASI dan vaksin berperan saling melengkapi dalam membangun kekebalan pada bayi dan anak-anak. Pencegahan penyakit secara umum diperoleh dengan pemberian ASI eksklusif, disertai dengan gizi yang cukup dan seimbang. Perlindungan penyakit khusus terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Vaksin (VPD), diperoleh melalui imunisasi dasar yang lengkap.

5 Kekebalan yang diperoleh secara alami lebih baik daripada oleh vaksin
Tidak benar, faktanya infeksi alami dapat menyebabkan komplikasi yang serius, bahkan mematikan. Ini berlaku bahkan untuk penyakit yang dianggap ringan oleh banyak orang, seperti campak. Selain itu, infeksi alami tidak selalu memberikan kekebalan jangka panjang, misalnya pada pertusis (batuk rejan).

6 Suntikan ganda aman untuk bayi atau anak-anak. 
Benar. Bila diperlukan, tenaga kesehatan akan menyarankan suntikan ganda dan ini dianjurkan karena sudah terbukti aman, efektif, tidak mengganggu vaksin lain, dan tidak meningkatkan risiko penyakit pada anak. 

Ketidaknyamanan menerima suntikan ganda hanya akan berlangsung sebentar saja. Pelayanan imunisasi akan tetap berpegang pada prinsip penyuntikan aman, penyimpanan vaksin sesuai prosedur, dan memperhatikan kontraindikasi imunisasi.

7 Kekebalan Kelompok dapat terwujud melalui vaksinasi 
Benar. Dalam imunisasi terdapat konsep Kekebalan Kelompok yang hanya dapat terbentuk jika cakupan imunisasi tinggi dan merata di seluruh populasi. Konsep ini tidak boleh disalahartikan sebagai pemaparan langsung orang sehat terhadap infeksi. 

Imunisasi terhadap sebagian besar populasi secara tidak langsung akan memberikan perlindungan bagi kelompok usia lainnya, sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit komunitas yang cepat dan mencegah wabah. Konsep intinya adalah bahwa hanya dengan memastikan cakupan imunisasi yang luas di seluruh populasi sasaran, seluruh komunitas dapat dilindungi.

Halaman Selanjutnya

3 Kandungan dalam vaksin berbahaya bagi tubuh Tidak benar, faktanya vaksin terdiri dari beberapa bahan yang diklasifikasikan sebagai berikut: 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |