Selasa, 29 April 2025 - 08:41 WIB
VIVA – Amerika Serikat menyuarakan kekhawatiran atas keterlibatan militer Korea Utara (Korut) dalam perang Rusia-Ukraina. Sikap ini muncul setelah rezim Kim Jong-un mengonfirmasi pengiriman tentara Korut ke Moskow, Senin 28 April 2025.
Sikap tersebut disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Tammy Bruce. Dengan tegas Bruce menyatakan bahwa semua negara yang menyokong agresi militer Rusia memiliki tanggung jawab besar.
Sokongan terhadap pasukan Vladimir Putin disebut Bruce akan membuat konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung lebih dari tiga tahun, akan semakin berlarut-larut.
"Negara ketiga, seperti DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea), yang telah mengabadikan perang Rusia-Ukraina memikul tanggung jawab," ucap Bruce dilansir VIVA Militer dari Anadolu Agency.
VIVA Militer: Kim Jong-un bersama Vladimir Putin
Photo :
- Associated Press (AP)
Bruce menegaskan bahwa pengerahan militer Korea Utara ke Rusia serta segala bentuk dukungan balasan dari Moskow kepada Pyongyang harus segera dihentikan.
Ia juga menyoroti bahwa pelatihan militer yang diberikan Rusia kepada tentara Korut, telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Bentuk kerja sama berupa pelatihan militer diklaim Bruce harus dihentikan, karena tidak sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang secara tegas melarang pemberian atau penerimaan bantuan dan pelatihan militer kepada atau dari Korut.
Washington telah berulang kali memperingatkan soal peningkatan hubungan militer antara Moskow dan Pyongyang.
VIVA Militer: Tentara Rakyat Korea Utara (KPA)
Hal ini dinilai Amerika dapat melemahkan upaya internasional dalam upaya menekan program senjata nuklir Korea Utara, sekaligus memperburuk eskalasi di Ukraina.
Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, mengonfirmasi keterlibatan Korea Utara dalam pertempuran di wilayah perbatasan, yakni Oblast (Provinsi) Kursk, Sabtu 26 April 2025.
Gerasimov mengumumkan bahwa Rusia telah merebut kembali kendali atas wilayah tersebut, seraya berterima kasih kepada pasukan Korea Utara atas partisipasi mereka. Ini menjadi pengakuan resmi pertama atas peran Pyongyang dalam konflik yang berlangsung sejak Februari 2022.
Halaman Selanjutnya
Bentuk kerja sama berupa pelatihan militer diklaim Bruce harus dihentikan, karena tidak sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang secara tegas melarang pemberian atau penerimaan bantuan dan pelatihan militer kepada atau dari Korut.