Ayah-Anak Tewas di Blora Usai Minum Air Bercampur Racun Gulma, Ini Kronologinya

4 hours ago 3

Selasa, 25 Februari 2025 - 14:58 WIB

Blora, VIVA – Tragedi memilukan menimpa sebuah keluarga di Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Seorang ayah dan anaknya meninggal dunia diduga akibat mengonsumsi air yang telah tercampur racun gulma pada Jumat, 21 Februari 2025, sekitar pukul 19.30 WIB. Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab pasti insiden tersebut.

Kapolsek Ngawen, AKP Lilik Eko Sukaryono, menyatakan bahwa sejumlah saksi telah diperiksa guna mendalami kejadian ini.

"Kemarin kami memeriksa empat orang saksi, hari ini tiga orang. Jadi total sudah tujuh saksi yang kami mintai keterangan," ujar AKP Lilik Eko, Selasa, 25 Februari 2025.

Salah satu saksi yang diperiksa adalah istri korban. Namun, hingga saat ini, ia masih belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut. "Kami terus berusaha berkomunikasi dengannya, tetapi istri korban masih belum bisa memberikan pernyataan," tambahnya.

Dua korban yang meninggal dunia adalah Muslikin (45) dan anaknya, SKP (9). Keduanya meminum air dari sebuah botol yang berada di atas meja rumah mereka. Diduga kuat, air tersebut telah bercampur dengan racun gulma.

Pihak kepolisian kini masih menyelidiki bagaimana botol berisi air bercampur racun gulma tersebut bisa berada di meja makan.

"Kami masih mendalami hal tersebut. Istri korban kemungkinan mengetahui lebih banyak, sehingga kami terus berusaha mendapatkan keterangannya," jelas AKP Lilik Eko.

Badan Lemas-Mulut Berbusa

Insiden ini terungkap setelah SKP sempat meminta pertolongan warga. Bocah tersebut melambaikan tangan dan berteriak histeris sebelum akhirnya tumbang.

"Saat warga datang, korban pertama, Muslikin, sudah tergeletak dengan posisi terlentang di teras depan rumah, dengan mulut berbusa dan dalam kondisi tidak sadarkan diri," ungkap AKP Lilik.

Warga yang menyaksikan kejadian itu segera membawa Muslikin ke dalam rumah dan membaringkannya di kasur ruang tamu. Namun, sekitar 20 menit kemudian, SKP yang awalnya meminta pertolongan juga mengalami kondisi serupa.

"Tiba-tiba SKP menjadi lemas dan tak berdaya," tambahnya.

Ibu korban, Maspupah, yang panik melihat kondisi suami dan anaknya, meminta warga mengambil air mineral sebagai upaya pertolongan pertama. Namun, nyawa keduanya tetap tidak tertolong.

"Saat dibawa ke Puskesmas Rowobungkul, SKP sudah tidak dapat diselamatkan. Berdasarkan pemeriksaan bidan Desa Sambonganyar, Muslikin juga dinyatakan meninggal dunia," jelas AKP Lilik Eko.

Pemeriksaan tim medis dari Puskesmas Rowobungkul menunjukkan bahwa kedua korban mengalami kondisi serupa, yakni nadi sudah berhenti, pupil mata tidak merespons cahaya, serta tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Selain itu, busa ditemukan keluar dari mulut korban.

"Dugaan awal, korban meninggal akibat mengonsumsi air yang telah bercampur racun gulma yang disimpan dalam botol air mineral dan diletakkan di atas meja," ungkap AKP Lilik Eko.

Saat ini, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel yang telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk memastikan penyebab pasti kematian Muslikin dan SKP.

"Penyelidikan masih terus berlanjut. Kami akan menunggu hasil uji laboratorium sebelum menentukan langkah selanjutnya," tutup AKP Lilik Eko.

Halaman Selanjutnya

"Kami masih mendalami hal tersebut. Istri korban kemungkinan mengetahui lebih banyak, sehingga kami terus berusaha mendapatkan keterangannya," jelas AKP Lilik Eko.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |