Minggu, 13 April 2025 - 11:02 WIB
Jakarta, VIVA – Tradisi hitungan weton atau memilih hari baik berdasarkan perhitungan Jawa masih kerap dilakukan sebagian masyarakat Indonesia, termasuk saat hendak melangsungkan pernikahan.
Namun, bagaimana pandangan Islam terhadap praktik ini?
Ustaz Faizar memberikan penjelasan tegas terkait hukum kepercayaan terhadap hitungan weton dalam pernikahan. Menurutnya, hal ini tidak selaras dengan ajaran Islam.
“Soal kepercayaan orang terhadap bintang-bintang tertentu, hari-hari tertentu, mohon maaf itu tidak selaras dengan ajaran Islam. Dalam artian walaupun itu adat istiadat, selaku kaum Muslim kita tidak boleh melakukannya,” tegas Ustaz Faizar dikutip dari unggahan Instagram @dakwah.umf Minggu, 13 Maret 2025.
Ia menjelaskan bahwa dalam Islam, keyakinan terhadap waktu-waktu tertentu sebagai pembawa sial atau keberuntungan tergolong dalam bentuk kesyirikan. Bahkan, Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan secara langsung dalam hadistnya.
“Karena bertentangan dengan hadist dari Nabi Muhammad SAW, barang siapa yang mengurungkan hajatnya karena anggapan takut mendapat sial, maka dia telah menyekutukan Allah SWT,” lanjutnya.
Ustaz Faizar juga menambahkan bahwa Allah SWT sendiri telah berfirman dalam sebuah hadist Qudsi mengenai manusia yang menghina waktu. Hal ini menjadi peringatan keras bagi umat Islam agar tidak membuat anggapan buruk terhadap waktu tertentu.
“Bahkan ada sebuah hadis yang didalamnya menjelaskan bahwa Allah SWT mengucap begini ‘Aku telah disakiti oleh manusia.’ Kenapa disakiti? Allah kan Tuhan yang Maha Perkasa, tapi Allah sampai mengatakan seperti itu, berarti parah banget kedurhakaan manusia,” tuturnya.
“Ternyata dikatakan ‘Karena manusia menghina atau mengolok-olok waktu, dan Akulah (Allah) Sang Waktu. Di tangan-Ku, Aku membolak-balikkan apa yang ada di malam dan siang hari,’” tambahnya.
Lebih lanjut, Ustaz Faizar menegaskan bahwa membuat rumusan atau menetapkan waktu tertentu sebagai waktu sial bukanlah ajaran Islam.
“Jadi yang dimaksud mengolok-olok ini, membuat rumusan, (membuat acara) di waktu ini akan sial, (membuat acara) di waktu itu sial,” kata dia.
Sebagai penutup, ia mengingatkan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah SWT, dan waktu bukanlah penentu keberuntungan atau kesialan dalam hidup manusia. Umat Islam diminta untuk tidak terjebak pada kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid.
Halaman Selanjutnya
Ustaz Faizar juga menambahkan bahwa Allah SWT sendiri telah berfirman dalam sebuah hadist Qudsi mengenai manusia yang menghina waktu. Hal ini menjadi peringatan keras bagi umat Islam agar tidak membuat anggapan buruk terhadap waktu tertentu.