Beredar Isu Honor Ceramah Rp25 Juta, Ini Jawaban Tegas Ustaz Maulana

5 hours ago 1

Selasa, 4 Maret 2025 - 06:46 WIB

Jakarta, VIVA – Isu mengenai honor Ustaz Maulana sempat menjadi perbincangan hangat di tengah polemik seputar es teh Gus Miftah. Ia disebut-sebut menerima bayaran sebesar Rp25 juta untuk setiap kali tampil di acara televisi.

Menanggapi hal tersebut, Ustaz Maulana akhirnya angkat suara. Dalam acara Rumpi yang dipandu Feni Rose pada Senin, 3 Maret 2025 pria yang merupakan mantan suami dari Nur Aliah itu menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memasang tarif dalam berdakwah. Scroll lebih lanjut ya.

"Semenjak saya berdakwah tahun 1988, saya tidak pernah membicarakan materi. Kalau ada yang bicara materi, saya tidak akan layani," ujar Ustaz Maulana.

Baginya, dakwah adalah panggilan hati yang tidak seharusnya dicampuri kepentingan materi. Ia mengaku khawatir niatnya menyebarkan ajaran Islam ternodai oleh urusan duniawi.

"Karena jangan sampai pada posisi berdakwah itu kita tidak ikhlas," lanjutnya, seperti dikutip dari akun Instagram @rumpi_ttv pada Senin 3 Maret 2025.

Meski tidak menetapkan tarif, Ustaz Maulana juga menegaskan bahwa berdakwah tidak bisa dianggap sebagai kegiatan gratis sepenuhnya. Menurutnya, ilmu agama memiliki nilai yang mahal dan membutuhkan usaha dalam menuntutnya.

"Saya tidak mau bicara materi. Kalau dikasih Alhamdulillah, kalau tidak dikasih kelewatan. Karena ilmu itu tidak bisa dipatokan berapa, ilmu itu mahal," tegasnya.

Ustaz Maulana saat menunggangi ATV

Photo :

  • Screenshot Instagram

Ustaz Maulana juga mengungkap bagaimana dirinya mengelola honor yang diterima sejak awal berdakwah. Ia mengaku tak pernah membuka amplop berisi honor tersebut dan selalu menyerahkannya kepada sang ibu.

"Semua amplop itu saya gak pernah saya buka, selalu saya kasih ibu. Tahun 1988 sampai 2000, saya sudah menggunakan kendaraan bermotor. Sudah ada cicilan," ungkapnya.

Setelah menikah dengan Nur Aliah pada tahun 2008, pembagian honor pun mulai diatur lebih sistematis. Ibunya kemudian menyarankan agar pendapatannya dibagi menjadi tiga bagian yang adil.

"Tahun 2008, kata ibu saya bagi tiga. Tiga puluh (saya), tiga puluh (istri), tiga puluh (ibu). Sepuluh sedekah," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya

"Saya tidak mau bicara materi. Kalau dikasih Alhamdulillah, kalau tidak dikasih kelewatan. Karena ilmu itu tidak bisa dipatokan berapa, ilmu itu mahal," tegasnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |