Bertemu Utusan Khusus PM Australia, Ketum Kadin Anindya Bakrie Ungkap Besarnya Potensi Kerja Sama

6 hours ago 1

Selasa, 11 Februari 2025 - 17:56 WIB

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menggelar pertemuan dengan delegasi atau utusan khusus dari Perdana Menteri (PM) Australia. Delegasi tersebut membawa 36 orang manajer pendanaan yang mewakili dana sebesar US$1,3 triliun atau setara dengan ekonomi Indonesia.

Anindya menjelaskan, sebagai negara yang memiliki dana pensiun terbesar ketiga di dunia, delegasi pemerintah Australia itu berkeinginan agar bagaimana pendanaan sebesar itu bisa membantu Indonesia Incorporated, untuk melakukan privatisasi atau recycle aset-aset infrastruktur sebagaimana yang telah direncanakan oleh pemerintah.

Indonesia Incorporated itu sendiri merupakan sebuah gagasan yang pernah diutarakan oleh Presiden Prabowo tentang multisinergi antara sektor pemerintah dan dunia usaha, yang sempat disampaikan dalam sambutannya di Munas Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia pada Januari 2025 lalu.

"Ini saya rasa bagus sekali, karena dengan sendirinya aset-aset infrastruktur seperti jalan tol, bandara, jembatan, dan lain-lain, mana pun yang mau diprivatisasi, mereka tertarik," kata Anindya di Menara Kadin, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Februari 2025.

"Nah, Kadin sebagai naungan dunia usaha tentu tahu sekali proyek-proyek ini, dan tahu teman-teman swasta yang tertarik," ujarnya.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie

Photo :

  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Selain bertemu dengan berbagai pemangku kepentingan di Tanah Air terkait tujuannya tersebut, para delegasi pemerintah Australia itu pun berencana menggelar perjalanan bersama Kadin Indonesia ke Australia pada bulan Maret 2025 mendatang.

"Dengan Kadin, mereka ingin menyiapkan trip di bulan Maret dan katanya bersamaan dengan pertandingan bola antara Indonesia dan Australia. Tangga 20 Maret kalau enggak salah," kata Anindya.

Selain itu, rapat Kadin dengan para delegasi pemerintah Australia itu juga membahas mengenai mineral penting seperti lithium yang mereka miliki, yang diakui Anindya merupakan suatu peluang untuk dimanfaatkan. Terlebih, Australia juga memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS), yang memungkinkan Indonesia ke depannya akan bisa mengakses pasar-pasar tersebut.

Kemudian, lanjut Anindya, pembicaraan kedua pihak juga membahas upaya kerja sama dalam mencetak para suster atau perawat berbahasa Inggris, yang nantinya akan dikirim ke berbagai negara yang membutuhkan tenaganya. 

"Jadi ini tenaga kerja migran yang bisa kita andalkan juga ke kerjasa manya. Jadi paling tidak beberapa hal tersebutlah yang dibicarakan dengan utusan khusus dari Perdana Menteri Australia, dan itu baik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

"Dengan Kadin, mereka ingin menyiapkan trip di bulan Maret dan katanya bersamaan dengan pertandingan bola antara Indonesia dan Australia. Tangga 20 Maret kalau enggak salah," kata Anindya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |