BI Sebut Neraca Pembayaran Indonesia Defisit US$800 Juta pada Kuartal I-2025

3 hours ago 1

Kamis, 22 Mei 2025 - 15:33 WIB

Jakarta, VIVABank Indonesia (BI) mencatat, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit US$800 juta pada kuartal I-2025. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang surplus US$7,9 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan defisit transaksi berjalan tetap rendah di tengah perlambatan ekonomi global. Kemudian transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang terkendali di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. 

"NPI pada kuartal I-2025 mencatat defisit US$0,8 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 tercatat tetap tinggi sebesar US$157,1 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujar Denny dalam keterangannya Kamis, 22 Mei 2025.

Denny menuturkan, pada kuartal I-2025, transaksi berjalan mencatat defisit US$0,2 miliar atau 0,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$1,1 miliar atau 0,3 persen dari PDB pada kuartal IV-2024. 

Surplus neraca perdagangan barang meningkat, terutama disumbang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. Ekspor non migas menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan harga komoditas. 

Sementara itu, impor non migas turun lebih dalam khususnya pada kelompok bahan baku dan penolong. Di sisi lain, defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi penurunan surplus jasa perjalanan (travel) sejalan dengan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. 

"Defisit neraca pendapatan primer juga meningkat dipengaruhi oleh kenaikan  pembayaran imbal hasil investasi portofolio," terangnya.

Lebih lanjut, untuk kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.  Investasi langsung tetap membukukan surplus sebagai cerminan dari persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik yang tetap terjaga. 

Denny mengatakan, investasi portofolio juga meningkat, terutama dipengaruhi aliran masuk modal asing pada surat utang domestik. Sementara itu, investasi lainnya mencatat defisit dipengaruhi oleh penurunan penarikan pinjaman pemerintah dan swasta serta peningkatan investasi swasta pada beberapa instrumen finansial luar negeri. 

"Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada kuartal I-2025 mencatat defisit US$0,3 miliar," terangnya.

Denny menegaskan, ke depan Bank Indonesia akan mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. 

Selain itu, Denny memperkirakan NPI 2025 tetap sehat ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut, dan defisit transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran defisit 0,5 persen hingga 1,3 persen dari PDB. 

"Surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang tetap baik dan imbal hasil investasi yang menarik," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya

Lebih lanjut, untuk kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.  Investasi langsung tetap membukukan surplus sebagai cerminan dari persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik yang tetap terjaga. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |