Gak Langgar HAM, Menteri Pigai Dukung Program Pelajar Nakal Masuk Barak Militer Diterapkan di Seluruh Indonesia

3 hours ago 1

Kamis, 22 Mei 2025 - 18:14 WIB

Manggarai, VIVA – Sebanyak 273 pelajar dari berbagai daerah di Jawa Barat, yang sebelumnya tercatat sebagai pelajar bermasalah (seperti bolos sekolah, terlibat tawuran, atau menunjukkan perilaku tidak disiplin), telah menjalani program pembinaan karakter di lingkungan militer.

Program ini dilaksanakan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, sebuah barak militer yang dikelola oleh Kodam III/Siliwangi.

Sejak awal Mei 2025, para pelajar ditempa melalui pelatihan kedisiplinan, fisik, dan mental ala militer, dengan tujuan mengubah pola pikir dan perilaku negatif mereka.

Sebelum dikembalikan ke orang tua, para pelajar mengikuti upacara Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei). Upacara ini tidak hanya menjadi penanda berakhirnya masa pembinaan, tetapi juga momen refleksi atas makna kebangkitan sebagai individu dan generasi muda.

Kementerian HAM Dukung Diterapkan Seluruh Indonesia

Menteri HAM RI, Natalius Pigai

Meski dibayang-bayangi gelombang protes, program sekolah militer yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ini dinilai berhasil tidak hanya dalam mengubah perilaku pelajar, tetapi juga membuka perspektif baru tentang pendekatan pendidikan karakter.

Para pelajar pun pulang dengan sertifikat kelulusan dan komitmen untuk melanjutkan kebiasaan positif di lingkungan rumah dan sekolah.

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai menyatakan program tersebut tidak melanggar HAM, sehingga ia mendorong program tersebut untuk diterapkan di provinsi lainnya di Indonesia.

“Ndak ada pelanggaran HAM. Pelanggaran kalau terjadi kekerasan fisik. Dan di situ tidak ada kekerasan fisik. Murni pendidikan yang berorientasi pada pembentukan karakter,” kata Pigai saat mengikuti acara Penguatan HAM Masyarakat Adat yang dilaksanakan di halaman Gendang (rumah adat) Pagal, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur, Rabu malam, 21 Mei 2025.

Pigai menyatakan, membina pelajar bermasalah ke di barak militer bukanlah bentuk hukuman fisik atau corporal punishment untuk siswa. Melainkan itu adalah sikap pembentukan karakter, mental hingga tanggung jawab.

“Pembentukan karakter pasti baguslah. Pendidikan pembentukan karakter bagus ngga, pendidikan disiplin bagus enggak, pendidikan tanggung jawab bagus nggak, pendidikan mental bagus enggak. Kalau pendidikan karakter, disiplin, tanggung jawab semua itu bagus sesuai selaras dengan nilai-nilai hak asasi manusia maka itu tidak melanggar HAM kecuali pendidikan yang disertai dengan kekerasan fisik,” tekan Natalius Pigai.

“Karena itu kami dari awal sudah tegaskan bahwa pendidikan yang dilakukannya tidak mengandung unsur kekerasan dan hari ini sudah terbukti kan mereka sudah kembali, dikembalikan ke sekolah dan terjadi perubahan yang cukup signifikan berarti kita akan menghasilkan sumber daya manusia pada masa yang akan datang yang lebih bertanggung jawab lebih bermental lebih berdisiplin dan berkarakter”.

Sebanyak 39 siswa SMP nakal di Purwakarta dimasukan ke barak militer

Photo :

  • Disdik Purwakarta


Karena itu, Kementerian HAM, sambung Pigai, sangat mendukung jika program ini dilaksanakan di seluruh Indonesia.

“Dan, kami sudah tegaskan sepanjang tidak fisik. Tudingan pendidikan fisik itu cuma imajinasi, mungkin akan ternyata juga gelombang pertama sudah selesai dan sukses mereka sudah kembali kalau enggak salah kemarin. Kita dukung jika satu Indonesia ikut program ini, pelajar nakal dididik di barak militer,” imbuhnya.

Laporan; Jo Kenaru-tvOne

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Sindir Dedi Mulyadi, Rudi S Kamri: Jangan Buru-buru 'Lompat' ke Atas, Jatuhnya Terlalu Sakit

Rudi S Kamri menyoroti manuver Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang kemungkinan untuk kepentingan elektoral di 2029.

img_title

VIVA.co.id

22 Mei 2025

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |