Blackout di Bali Tak Meluas, Sistem Proteksi Listrik RI Dinilai Lebih Baik dari Eropa

4 hours ago 3

Selasa, 6 Mei 2025 - 18:29 WIB

Jakarta, VIVA – Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria berpendapat, sistem proteksi ketenagalistrikan nasional sudah terbukti lebih baik, karena pemadaman yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu tidak sampai meluas ke wilayah lain sebagaimana yang terjadi di Eropa.

"Meskipun terjadi gangguan kelistrikan terjadi akibat gangguan transmisi laut dari Jawa ke Bali, sistem proteksi berjalan baik sehingga gangguan tidak meluas sampai ke Pulau Jawa," kata Sofyano dalam keterangannya, Selasa, 6 Mei 2025.

Menurutnya, gangguan kali ini justru mengonfirmasi bahwa sistem proteksi ketenagalistrikan nasional telah dibangun dengan standar teknologi tinggi. Sehingga, hal itu mampu mencegah efek domino pemadaman yang lebih luas. 

“Jika kita bandingkan dengan peristiwa blackout di Eropa, yang bisa menjalar lintas negara dan memerlukan waktu berhari-hari untuk stabilisasi, pemulihan kelistrikan di Bali hanya dalam waktu kurang dari 12 jam,” ujarnya.

Ilustrasi blackout di Eropa

Padam listrik yang terjadi di Bali dan di Spanyol serta Portugal pada 28 April 2025, telah menjadi dua peristiwa yang menunjukkan bahwa terdapat tantangan dalam sistem kelistrikan modern pada negara-negara di dunia.

“Meskipun sama-sama berawal dari gangguan transmisi, penanganan dan dampak kedua blackout ini menunjukkan perbedaan signifikan, terutama dalam kecepatan pemulihan dan efektivitas sistem proteksi masing-masing wilayah,” kata Sofyano.

Melalui sistem proteksi otomatis dan manajemen krisis yang diterapkan sukses membuat wilayah Bali keluar dari blackout dalam waktu yang lebih singkat. Ini hal yang sangat perlu diapresiasi oleh masyarakat.

Sebaliknya, kata Sofyano, blackout di Spanyol menyebabkan padam listrik meluas yang memengaruhi beberapa negara di wilayah Eropa. Pemulihan awal di Eropa membutuhkan waktu antara 6 hingga 23 jam, dan stabilisasi penuh berlangsung selama beberapa hari.

Pekerja memasang jaringan kabel ke tower milik PT PLN Persero yang akan dialiri listrik dari PLTU IPP 3 Kendari, di Desa Pousu Jaya, Konda, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara

Photo :

  • ANTARA FOTO/Jojon

Perbedaan mencolok tersebut diakuinya terletak pada keberhasilan sistem proteksi, dalam mencegah efek domino yang lazim terjadi dalam jaringan interkoneksi listrik yang besar.

“Keberhasilan memulihkan sistem dengan cepat menunjukkan bahwa digitalisasi dan modernisasi infrastruktur kelistrikan nasional sudah berada pada jalur yang tepat. Bahkan, fakta bahwa blackout tidak menyebar ke sistem Jawa dan durasi pemulihan dilakukan tanpa efek sistemik yang berkepanjangan menjadi bukti bahwa sistem kelistrikan nasional kini mampu menangani gangguan ekstrem dengan respons teknis yang terukur dan efektif,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Melalui sistem proteksi otomatis dan manajemen krisis yang diterapkan sukses membuat wilayah Bali keluar dari blackout dalam waktu yang lebih singkat. Ini hal yang sangat perlu diapresiasi oleh masyarakat.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |