Jakarta, VIVA – Presiden RI Prabowo Subianto bercerita saat menjadi prajurit TNI pada 1974 silam. Kala itu, Prabowo dan rekan-rekannya menjadi saksi digembleng dan merasakan kepemimpinan angkatan 1945.
Demikian diungkapkan Prabowo saat acara Halal Bihalal bersama Purnawirawan TNI AD dan Keluarga Besar TNI-Polri, Selasa, 6 Mei 2025.
"Terus terang saja ya, saya merasa beruntung. Saya dan kawan-kawan saya merasa beruntung, kami sempat digembleng langsung, kami sempat merasakan kepemimpinan langsung dari angkatan 45," ucap Prabowo.
Presiden RI Prabowo Subianto.
Photo :
- YouTube Sekretariat Presiden
Bahkan, menurut dia, angkatan 1945 yang dimaksud bukan hanya dari kalangan militer atau tentara. Di era itu, Prabowo menyebutkan, angkatan 1945 adalah generasi yang sama-sama berjuang untuk bangsa Indonesia.
"Bukan saja dari tentara, bukan saja dari polisi. Tapi harus dikatakan bahwa angkatan 45 adalah generasi yang memimpin perebutan kemerdekaan kita, mereka yang di kelompok bersenjata dan mereka yang tidak bersenjata sama-sama berjuang," ujarnya.
Mantan Danjen Kopassus ini menyebutkan, dari generasi 1945, dia mendapati pelajaran untuk menjadi patriot dan cinta Tanah Air. Kepercayaan diri, juga tak kalah menjadi sikap yang patut dicontoh.
"Karena mereka merupakan bagian dari suatu generasi yang berhadapan dengan negara adikuasa. Waktu itu Jepang adalah adikuasa, Inggris adikuasa, Belanda pada zamannya adalah adikuasa," ujarnya.
Prabowo juga menilai angkatan 1945 merupakan generasi yang berani mengambil sikap. Sebab, menurut dia, di era itu kondisi pemerintahan di Indonesia belum sempurna.
"Angkatan 45 berani mengambil sikap padahal negara belum punya anggaran, belum punya administrasi, belum punya organisasi, senjata direbut. Kadang-kadang mengangkat dirinya pada saat orang tidak berani. Mereka di usia muda berani tampil," kata Prabowo.
Prabowo mencontohkan Sudirman menjadi panglima besar di usia 29 tahun dan Slamet Riyadi menjadi komandan brigadir pada usia 22 tahun. Namun, Prabowo mengatakan, tak sedikit angkatan 45 yang gugur di usia muda.
Prabowo menyebutkan, dua pamannya Kapten Subianto Djojohadikusumo dan Taruna Sujono Djojohadikusumo gugur dalam pertempuran Lengkong. Keduanya gugur di usia muda, yakni 21 tahun dan 16 tahun.
"Panglima Besar Sudirman, menjadi Panglima Besar pada usia 29 tahun, Ignatius Slamet Riyadi menjadi Komandan Brigade pada usia 22 tahun. Mereka muda-muda dan banyak yang mati waktu muda," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
"Karena mereka merupakan bagian dari suatu generasi yang berhadapan dengan negara adikuasa. Waktu itu Jepang adalah adikuasa, Inggris adikuasa, Belanda pada zamannya adalah adikuasa," ujarnya.