Bursa Asia Lesu saat AS-Tiongkok Saling Tuduh Langgar Perjanjian

• 

• Bisnis

Selasa, 3 Juni 2025 - 09:05 WIB

Jakarta, VIVA – Bursa Asia-Pasifik menguat tipis hanya beberapa indeks saat pembukaan perdagangan Selasa, 3 Juni 2025. Pergerakan ini berbanding terbalik dengan kenaikan ketiga indeks acuan Wall Street saat penutupan perdagangan semalam

Ketegangan perdagangan masih tinggi di mana Tiongkok menepis tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa melanggar perjanjian perdagangan. Sebaliknya, pemerintah Beijing menyalahkan Washington karena gagal menegakkan kesepakatan. Situasi ini menjadi indikasi negosiasi antara dua ekonomi terbesar di dunia memburuk. 

Sementara itu, Uni Eropa mengecam niat Presiden AS Donald Trump untuk menggandakan tarif baja menjadi 50 persen. Pihaknya mengatakan bahwa langkah Trump justru akan mengganggu negosiasi dengan AS. Seorang juru bicara kawasan Eropa mengungkap bahwa blok tersebut bersiap untuk melakukan tindakan balasan.

PMI Manufaktur Caixin Tiongkok juga diperhitungkan naik  menjadi 50,6 pada bulan Mei dari bulan sebelumnya sebesar 50,4. Bursa Korea Selatan ditutup karena hari pemungutan suara.

Dari kawasan Asia-Pasifik, ekonom memperkirakan neraca transaksi Australia pada tahun berjalan yang disesuaikan secara musiman untuk kuartal I-2025 akan mengalami defisit US$ 8,51 miliar. Nilai tersebut lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar US$ 12,5  miliar.

Dikutip dari CNBC Internasional, indeks Nikkei 225 menguat 0,36 persen. Sedangkan, indeks Topix yang terdiri dari emiten saham berkapitalisasi kecil dibuka datar.

Indeks S&P/ASX 200 naik tipis sebesar 0,19 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan pergerakan sideways dari level 23.157,97 ke area 23.138.

Di Wall Street, S&P 500 melejit 0,41 persen dan ditutup pada level 5.935,94. Nasdaq Composite melonjak 0,67 persen menjadi 19.242,61 kemudian indeks Dow Jones Industrial Average melesat 35,41 poin atau 0,08 persen ke posisi 42.305,48.