Jakarta, VIVA – Gubernur Jakarta, Pramono Anung menjelaskan adanya kebocoran dana deposito atau dana cadangan di Bank DKI. Ia mengetahui itu usai rapat terbatas bersama jajaran Direksi Bank DKI pada Senin, 7 April 2025.
"Ini adalah dana yang semacam dana deposito atau dana cadangan yang dimiliki oleh Bank DKI," kata Pramono kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Rabu, 9 April 2025.
Namun, Pramono mengklaim tidak ada nasabah yang dirugikan dalam kebocoran dana tersebut. Ia juga menyatakan dana nasabah aman dan tidak terganggu.
"Sama sekali tidak ada dampak kepada nasabah karena yang diganggu itu adalah rekeningnya Bank DKI yang ada di Bank BNI. Sehingga dengan demikian sebenarnya kepada nasabah tidak ada gangguan sama sekali," ujarnya.
Gubernur Jakarta Pramono Anung
Pramono langsung menginstruksikan agar seluruh fasilitas yang dimiliki Bank DKI dinormalkan kembali. Pramono menyebut Bank DKI yang dirugikan imbas kebocoran dana itu.
"Maka sejak kemarin saya sudah meminta untuk seluruh fasilitas transaksi yang dimiliki oleh Bank DKI. Dinormalkan kembali. Sehingga dengan demikian sama sekali tidak ada nasabah yang dirugikan," ujarnya.
Sebelumnya, Pramono mengatakan bahwa permasalahan di Bank DKI sudah tiga kali terjadi. Ia menyebut adanya indikasi kebocoran dana terjadi di Bank DKI.
"Kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali. Dan kejadiannya hampir serupa. Dimana IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik. Dan hal itu terlihat dari, terus terang ada kebocoran (dana)," ujar Pramono kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Rabu, 9 April 2025.
Pramono tidak mengetahui pasti berapa kebocoran dana yang terjadi di Bank DKI. Ia menyebut para direksi yang mengetahui angka persisnya.
Maka itu, Pramono memutuskan untuk melaporkan kejadian kebocoran dana itu kepada Bareskrim Polri.
"Jumlah angkanya yang tahu direksi Bank DKI. Karena kejadiannya sudah tiga kali, maka saya memutuskan. Yang pertama, semuanya dilaporkan kepada Bareskrim," kata dia.
Tindakan tegas yang diambil Pramono selanjutnya yaitu membebastugaskan Direktur IT Bank DKI. Pembebastugasan itu mulai berlaku sejak Selasa, 8 April 2025.
"Yang kedua, diambil tindakan kepada Direktur IT. Karena sudah berulang kali, ini yang ketiga kali. Dibebas tugaskan. Dan jabatan itu dirangkap oleh Direktur Umum, mulai berlaku kemarin," imbuhnya.
Halaman Selanjutnya
Sebelumnya, Pramono mengatakan bahwa permasalahan di Bank DKI sudah tiga kali terjadi. Ia menyebut adanya indikasi kebocoran dana terjadi di Bank DKI.