Dari Sinetron ke Cangkir Kopi, Kisah Transformasi Aktor Irvan Farhad

3 hours ago 1

Senin, 24 Februari 2025 - 01:23 WIB

Jakarta, VIVA – Aktor Irvan Farhad, yang dikenal lewat perannya dalam sinetron Putri Cahaya (2005) dan Surga Yang Tak Dirindukan The Series (2017), kini sukses merambah dunia bisnis. Bersama sang istri, Hamidah Rachmayanti, ia menekuni usaha kedai kopi sejak 2017.

Selama enam tahun, pasangan ini telah berhasil mengembangkan empat outlet, salah satunya adalah HAFA COFFEE & HOUSE yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Dalam waktu dekat, mereka juga bersiap membuka kembali cabang Bandung, HAFA COFFEE & WAREHOUSE, dengan konsep baru. Scroll lebih lanjut ya.

Sebagai bagian dari pengembangan bisnisnya, Farhad baru saja menggelar Hafa Latte Art Competition, sebuah ajang kompetisi bagi para barista dalam menghias kopi. Kompetisi ini menarik perhatian 42 peserta dari berbagai kota, termasuk Bogor, Sukabumi, Garut, Cirebon, hingga Jakarta. Selain sebagai ajang unjuk keterampilan, kompetisi ini juga menawarkan hadiah menarik, yakni Rp5 juta untuk Juara I, Rp2,5 juta untuk Juara II, dan Rp1,5 juta untuk Juara III, serta plakat, piala, dan sertifikat untuk seluruh peserta.

"Ajang ini menjadi wadah silaturahmi sekaligus belajar," ujar Farhad.

Kompetisi ini menghadirkan juri-juri ahli di bidangnya, seperti Joost Rolland dari Indonesia Latte Art dan Adrian CK Latte Artist & Team Kakagear. Menurut Farhad, dalam tren bisnis kopi saat ini, pelanggan tidak hanya mencari rasa yang nikmat, tetapi juga tampilan yang menarik. Seorang barista perlu menguasai seni latte art sebagai nilai tambah dalam penyajian kopi.

Selain aspek estetika dalam penyajian, Farhad juga menekankan pentingnya konsep unik dalam bisnis kopi.

"Kopi sekarang menjamur. Masing-masing punya signature masing-masing. Untuk tetap eksis di tengah persaingan, kita harus punya konsep yang berbeda, tahu positioning-nya, dan menjaga konsistensi benang merah brand," tambahnya.

Tak hanya sekadar tempat menikmati kopi, kedai kini juga menjadi destinasi bagi pencari pengalaman baru yang "instagram-able". Delapan tahun lalu, inspirasi membuka kedai kopi muncul dari kesulitan Farhad dan istrinya menemukan tempat ngopi yang nyaman di Kota Bogor.

"Tahun 2017, kami pindah ke Bogor. Agak sulit mencari kedai kopi yang membuat kita nyaman. Dari situ, terlintas ide, bagaimana kalau kita buka kedai kopi?" kenangnya.

Dari situlah, keduanya mulai mendalami dunia bisnis F&B, khususnya kopi, karena kecintaan mereka terhadap minuman tersebut. Farhad menyadari bahwa dunia bisnis terus berkembang dan membutuhkan adaptasi cepat.

"Saya belajar dari nol, dan masih terus belajar. Dibandingkan akting, bisnis cakupannya lebih luas. Belajar bagaimana mengatasi kendala, menghadapi karyawan, membentuk brand, menjaga positioning, dan menjaga konsistensi. Harus kuat mental, karena apa yang terjadi dalam dunia usaha nggak selalu mulus," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya

"Kopi sekarang menjamur. Masing-masing punya signature masing-masing. Untuk tetap eksis di tengah persaingan, kita harus punya konsep yang berbeda, tahu positioning-nya, dan menjaga konsistensi benang merah brand," tambahnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |