Dedi Mulyadi 'Sekolahkan' Siswa di Barak Militer, Wemendagri: Bukan Lagi Nakal, tetapi Kriminal

11 hours ago 3

Jumat, 2 Mei 2025 - 16:46 WIB

Malang, VIVA – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto angkat bicara terkait langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menempatkan siswa-siswa bermasalah 'nakal' di barak militer TNI dan Polri. Bima Arya menyebut belakangan siswa bukan hanya nakal namun kriminal.

"Memang tingkat kenakalan sudah banyak meresahkan dan mengkhawatirkan. Bukan lagi nakal, tetapi kriminal," kata Bima Arya di Kota Malang, Jumat, 2 Mei 2025.

Bima Arya mengatakan, meski dianggap baik. Wamendagri meminta Dedi Mulyadi berhati-hati sebelum menerapkan kebijakan membawa siswa bermasalah ke barak militer. Karena urusan siswa bukan hanya mendidik kedisiplinan tetapi juga psikologis.

Sebanyak 39 siswa SMP nakal di Purwakarta dimasukan ke barak militer

Photo :

  • Disdik Purwakarta

"Namun catatannya adalah harus hati-hati. Yang namanya mendidik itu kan bukan hanya sekadar melatih disiplin, tetapi ada unsur psikologis, kepribadian yang juga harus diperhatikan," ujar Bima Arya.

Bima Arya meminta menempatkan siswa-siswa bermasalah 'nakal' di barak militer TNI dan Polri harus berhati-hati. Karena harus memperhatikan masukan pakar, psikolog termasuk pemerhati keluarga agar tidak bermasalah dikemudian hari.

"Jadi saran saya, disiapkan, dikonsepkan dengan hati-hati. Melibatkan juga tentunya para pakar, pemerhati keluarga, ahli ilmu keluarga, psikolog, dan tentu harus diajak bicara juga keluarganya. Apa kendalanya sehingga mereka mau menitipkan anaknya sehingga tidak hanya satu arah saja," tutur Bima Arya.

Bima Arya menuturkan jika benar akan diterapkan maka harus dipersiapkan secara serius. Harus memperhatikan sifat kekeluargaan selain pembinaan disiplin ala militer.

"Tetapi betul-betul disiapkan secara serius, matangkan konsepnya, dan ada unsur pendekatan yang sifatnya humanis kekeluargaan. Selain melengkapi pembinaan disiplin militer itu tadi," kata Bima Arya.

Mantan Wali Kota Bogor itu mengatakan, bahwa meski tempatnya ada di dalam barak militer metode yang digunakan tidak melulu seperti dunia militer. Contohnya retreat Menteri dan Kepala Daerah. Meski berada di Akademi Militer suasana yang dibangun tetap kekeluargaan.

"Barak kan masalah tempat, metodenya kan juga bisa. Seperti di retreat (kepala daerah/menteri), kami kan tidak harus dididik militer, di sana kan kekeluargaan, ada tim building. Tempatnya boleh saja di barak, tetapi di sana hendaknya disusun konsep yang juga melibatkan pakar keluarga, bimbingan atau konseling," tutur Bima Arya. 

Halaman Selanjutnya

Bima Arya menuturkan jika benar akan diterapkan maka harus dipersiapkan secara serius. Harus memperhatikan sifat kekeluargaan selain pembinaan disiplin ala militer.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |