Ekosistem Terus Berkembang, Atlet Esports Kini Jadi Impian

3 hours ago 3

Selasa, 6 Mei 2025 - 19:01 WIB

VIVA – Dunia esports kini bukan lagi sekadar hiburan digital. Di tengah meledaknya industri game Tanah Air, Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) muncul sebagai fenomena yang bukan cuma digandrungi, tapi juga membuka jalan karier baru bagi generasi muda Indonesia.

Tak main-main, data Statista memproyeksikan jumlah gamer aktif di Indonesia bakal menembus angka 192 juta pada 2025. Dari jumlah itu, lebih dari 35 juta di antaranya tercatat sebagai pemain aktif MLBB. Angka ini mencerminkan betapa masifnya daya tarik game besutan Moonton ini.


Tak sedikit anak muda yang kini lebih memilih menjadi pro player ketimbang bercita-cita menjadi dokter atau pilot. Nama-nama besar seperti ONIC, RRQ, dan EVOS bukan hanya mencetak prestasi di pentas nasional dan internasional, tetapi juga melahirkan sosok-sosok bintang baru di mata para remaja.

Lewat aksi-aksi mereka di turnamen bergengsi, para pemain ini menjelma jadi panutan—role model—bagi jutaan penggemar. Ditambah lagi dengan kehadiran media sosial yang menyulap keseharian para atlet digital ini menjadi tontonan inspiratif: dari sesi latihan ketat, taktik tim, hingga momen-momen kemenangan yang viral di TikTok dan YouTube.


Namun, di balik gemerlapnya panggung esports, tersimpan realita yang tak kalah keras. Menjadi pro player bukan perkara gampang. Ribuan pemain mencoba, tapi hanya segelintir yang berhasil menembus panggung utama.

Tekanan mental, kompetisi sengit, hingga manajemen waktu jadi tantangan tersendiri. Sayangnya, hal-hal ini kerap luput dari perhatian banyak orang tua maupun anak-anak yang mengidolakan dunia esports.

Di sinilah peran keluarga dan pendidikan menjadi penting. Menyikapi cita-cita menjadi atlet Esports harus dengan pemahaman yang realistis. Ini bukan jalan pintas menuju ketenaran, tapi profesi yang menuntut dedikasi tinggi dan keseimbangan hidup.


Kabar baiknya, ekosistem esports di Indonesia terus berkembang. Sejumlah institusi pendidikan mulai membuka kelas khusus untuk game dan strategi digital. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan juga ikut membangun infrastruktur pendukung: dari manajemen tim, pelatihan mental, hingga layanan digital yang mendukung performa pemain.

Platform seperti Garudaku, misalnya, mulai dikenal sebagai tempat aman dan legal untuk transaksi digital dalam game. Hal ini menunjang para pemain agar fokus mengasah skill tanpa harus khawatir soal keamanan akun dan aset digital mereka.

Tak hanya pemain, perkembangan industri ini juga membuka jalan bagi profesi lain seperti pelatih, analis, caster, hingga pengembang teknologi yang menopang dunia esports.


Indonesia kini tak sekadar jadi pasar game, tapi juga kekuatan baru di kancah global. Salah satu momen bersejarah terjadi di tahun 2024 saat timnas MLBB Women Indonesia sukses merebut medali emas di ajang IESF World Esports Championship, usai menumbangkan tim Kamboja.

Prestasi ini jadi bukti bahwa talenta lokal mampu bersinar asal dibina dengan serius. Kisah sukses tersebut menjadi bahan bakar semangat bagi para remaja untuk melihat dunia esports sebagai jalur karier yang nyata.


Tren esports mencerminkan pergeseran budaya digital yang semakin nyata. Game bukan lagi sekadar hiburan, tapi sudah menjadi sarana berekspresi, belajar, dan berkarier.

Namun, mimpi besar butuh fondasi yang kokoh. Edukasi, pembinaan, dan ekosistem yang sehat adalah kunci agar impian menjadi pro player tidak berakhir jadi angan-angan semata.

Dengan potensi yang terus tumbuh dan momentum yang sedang memuncak, esports bisa jadi salah satu industri kreatif paling menjanjikan di dekade mendatang—asal dikelola dengan bijak dan inklusif.

Halaman Selanjutnya

Platform seperti Garudaku, misalnya, mulai dikenal sebagai tempat aman dan legal untuk transaksi digital dalam game. Hal ini menunjang para pemain agar fokus mengasah skill tanpa harus khawatir soal keamanan akun dan aset digital mereka.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |