Jakarta, VIVA – Di tengah perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, yakni Amerika Serikat (AS) dan China, harga emas justru unjuk gigi. Ya, di tengah gejolak pasar saham, logam mulia justru menjadi tempat perlindungan favorit para investor.
Pada Rabu pagi, 9 April 2025, harga emas melonjak sekitar 1 persen, usai Presiden AS Donald Trump resmi memberlakukan tarif tinggi terhadap produk impor dari China. Kenaikan ini, terjadi seiring melemahnya dolar AS, yang membuat harga emas dalam denominasi dolar, menjadi lebih murah bagi pembeli internasional.
Harga emas spot naik 0,9 persen menjadi USD3.010,39 per ons atau setara Rp50,8 juta (kurs Rp16.880 per dolar AS), usai sempat menguat hingga 1 persen pada sesi awal perdagangan. Sementara itu, emas berjangka AS melesat 1,2 persen ke posisi USD3.026,90 atau sekitar Rp51 juta per ons.
Ilustrasi: Tumpukan emas batangan pada uang kertas dolar AS.
Photo :
- ANTARA/Shutterstock/pri
Dolar AS sendiri mengalami pelemahan setelah kebijakan Trump mengguncang pasar. “Penurunan nilai dolar akibat kekhawatiran soal tarif secara efektif membuka jalan bagi emas untuk kembali menembus level USD3.000,” kata Tim Waterer, Kepala Analis Pasar KCM Trade, seperti dikutip dari Reuters, Rabu.
Meski harga emas kembali mencuat, kenaikannya sedikit terhambat oleh imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang naik ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan. Namun secara teknikal, prospek emas masih cerah.
“Karena ketidakpastian pertumbuhan global dan inflasi, emas masih berada di jalur untuk mencetak rekor tertinggi baru, meski sempat menghadapi beberapa hambatan minggu lalu,” jelas Waterer.
Sebagai catatan, emas sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada USD3.167,57 per ons atau Rp53,4 juta pada 3 April lalu. Kenaikan harga ini kerap disamakan dengan kondisi tahun 1980 saat krisis geopolitik dan ekonomi akibat Revolusi Iran mendongkrak permintaan emas.
Data dari World Gold Council juga menunjukkan adanya lonjakan investasi emas, dengan dana kelolaan berbasis emas mencatat arus masuk kuartalan terbesar dalam tiga tahun terakhir selama Januari-Maret 2025.
Sementara itu, harga perak cenderung stabil di level USD29,84 per ons atau Rp504 ribu, platinum melemah 0,2 persen ke USD919,10 atau setara Rp15 juta, dan palladium menguat tipis 0,2 persen ke USD908,81 atau Rp15,3 juta.
Halaman Selanjutnya
Sebagai catatan, emas sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada USD3.167,57 per ons atau Rp53,4 juta pada 3 April lalu. Kenaikan harga ini kerap disamakan dengan kondisi tahun 1980 saat krisis geopolitik dan ekonomi akibat Revolusi Iran mendongkrak permintaan emas.