Jepang, VIVA – Warga Jepang geger! Seorang wanita berusia 33 tahun di Osaka ditemukan meninggal setelah dikurung di kamar seluas 3 meter persegi selama lebih dari satu dekade oleh orang tuanya.
Dikutip lama KBI Zoom, kasus penyiksaan jangka panjang yang sangat meresahkan telah mengguncang Jepang, setelah seorang wanita berusia 33 tahun ditemukan meninggal setelah satu dekade dikurung oleh orang tuanya sendiri di Neyagawa, Prefektur Osaka.
Korban bernama Kakimoto Airi, ditemukan dalam kondisi sangat kekurangan gizi—tingginya hanya 145 cm dan beratnya hanya 19 kg saat meninggal. Jasadnya ditemukan di dalam sebuah ruangan kecil darurat yang dibangun di dalam rumah keluarga tersebut. Kamar tersebut, yang luasnya hanya 3 meter persegi, tidak memiliki jendela dan pemanas, serta dilengkapi dengan toilet sementara dan pipa air yang terhubung ke tangki eksternal.
Orangtua Airi, Yasutaka Kakimoto (55) dan Yukari Kakimoto (53), telah ditangkap atas dugaan menelantarkan mayat. Mereka mengaku telah mengurung putri mereka di kamar tersebut sejak ia berusia 16 atau 17 tahun, dengan alasan bahwa ia telah mengalami masalah kesehatan mental. Menurut pernyataan mereka, Airi hanya diberi makan sekali sehari dan dipantau melalui kamera pengawas yang dipasang di kamar tersebut.
Kasus tersebut semakin mengundang kemarahan ketika terungkap bahwa Airi telah meninggal pada tanggal 18 Desember, tetapi orangtuanya menunda menghubungi pihak berwenang hingga lima hari kemudian. Ketika ditanya alasannya, ayahnya mengatakan kepada penyidik, "Saya ingin bersamanya sedikit lebih lama, tetapi kemudian saya menyadari bahwa apa yang telah saya lakukan adalah kejahatan." Sifat suram dari ruang kurungan dan pengabaian yang berkepanjangan telah memicu kemarahan nasional, dengan para pembela hak asasi manusia dan masyarakat menyerukan penyelidikan yang lebih mendalam terhadap kegagalan sistem sosial untuk mendeteksi pelecehan yang berkepanjangan tersebut.
Polisi Osaka telah meluncurkan penyelidikan penuh, mempertimbangkan tuduhan tambahan dan menyelidiki sejarah keluarga tersebut. Kasus ini tidak hanya dipandang sebagai kasus pelecehan dan kelalaian kriminal yang parah, tetapi juga sebagai cerminan tragis dari penyakit mental yang tidak diobati, isolasi keluarga, dan pengawasan masyarakat.
Inflasi Jepang Meroket ke Level Tertinggi Imbas Lonjakan Harga Beras
Inflasi Jepang melonjak ke 3,5 persen pada April 2025, dipicu harga beras naik 98 persen. BoJ pertimbangkan naikkan suku bunga hingga PM Ishiba janji tekan harga beras.
VIVA.co.id
23 Mei 2025