Jakarta, VIVA – Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Idrus Marham, memberikan tanggapannya perihal ramainya laporan polisi berkaitan dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Idris juga menanggapinya terkait soal pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, yang menyampaikan untuk menyerahkan saja ijazahnya jika memang ada.
Idrus mengatakan bahwa Golkar memiliki pandangan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dengan baik tanpa perlu mempersulit.
“Partai Golkar dari dulu berpandangan bahwa persoalan yang bisa diselesaikan, selesaikan dengan baik. Yang mudah jangan dipersulit, yang sulit harus dipermudah,” ujar Idrus di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu, 17 Mei 2025.
Oleh karenanya, Idrus menilai apabila ada permasalahan bisa diselesaikan dengan singkat tanpa perlu menghabiskan energi.
“Masalah yang ada yang mestinya itu bisa diselesaikan dalam jangka waktu singkat, jangan menjadi masalah nasional yang itu hanya menghabiskan energi,” kata Idrus.
“Seharusnya energi bangsa ini kita gunakan sepenuhnya untuk mendukung pemerintahan Prabowo dan Gibran dalam rangka untuk melakukan akselerasi pembangunan dalam rangka melaksanakan Asta Cita sebagai gerakan pembangunan nasional,” tutur dia.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sebelumnya diberitakan, Mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri menyinggung soal isu ijazah palsu mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut diungkap Megawati dalam acara peluncuran buku edisi ke-2 Pengantar Pemahaman Konsepsi Dasar Sekitar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di Gedung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Sekarang ini banyak orang yang gonjang-ganjing soal ijazah asli atau tidak,” kata Megawati dalam sambutannya di Gedung BRIN, Jakarta Pusat, pada Rabu, 14 Mei 2025.
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) itu menilai, polemik ijazah palsu dapat diselesaikan dengan mudah. Menurutnya, pihak yang dituduh memiliki ijazah palsu cukup menunjukkan dokumen keasliannya untuk membantah tudingan tersebut.
“Kok susah amat ya? Kan kalau ada ijazah betul, ya sudah kasih saja. Ini ijazah saya,” kata Megawati.
Di sisi lain, Megawati membagikan pengalamannya sebagai Ketua BRIN. Ia menyebut gelar akademiknya tidak kalah banyak dari para Peneliti BRIN. Megawati memastikan dirinya memiliki dokumen asli ihwal gelar akademiknya.
“Saya punya bukti. Kata orang, gelar profesor saya ada tiga. Gelar doktor honoris causa saya ada sebelas, dan saya masih menunggu empat lagi. Makanya saya bilang, loh kok bingung? Profesor sebelas, kok bingung? Saya sendiri sempat bingung, apakah harus buat tesis atau bagaimana? Tapi saya tanya ke banyak orang pintar, katanya gelar itu bentuk penghormatan,” tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Hal tersebut diungkap Megawati dalam acara peluncuran buku edisi ke-2 Pengantar Pemahaman Konsepsi Dasar Sekitar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di Gedung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).