Sumut, VIVA – Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution segera mulai menerapkan kebijakan sekolah lima hari dalam sepekan, dimulai pada tahun ajaran baru 2025/2026.
Dikatakan, kebijakan ini berlaku bagi seluruh jenjang pendidikan menengah atas seperti SMA, SMK, dan SLB, baik negeri maupun swasta di seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Utara. Kebijakan ini diyakini sebagai langkah strategis untuk menekan angka tawuran pelajar, penyalahgunaan narkoba, serta keterlibatan remaja dalam aktivitas geng motor.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Alex Sinulingga, dikutip Selasa, 3 Juni 2025.
“Dengan penerapan lima hari sekolah, kita harapkan siswa lebih fokus pada kegiatan belajar, dan mengurangi potensi mereka terlibat dalam tawuran, penyalahgunaan narkoba, maupun geng motor,” kata Alex Sinulingga.
Meski waktu belajar dikurangi menjadi hanya dari Senin hingga Jumat, namun jam belajar akan diperpanjang agar kurikulum tetap dapat disampaikan secara utuh. Artinya, siswa akan pulang lebih sore dari biasanya.
Namun begitu, Alex mengakui bahwa pemerintah daerah masih perlu menyiapkan skema pengawasan dan pengendalian di hari Sabtu, agar para siswa tidak terpapar pada aktivitas yang berpotensi negatif saat libur.
Kebijakan ini pun mendapat perhatian publik, mengingat peningkatan kasus kekerasan remaja dan kenakalan pelajar belakangan ini yang menjadi kekhawatiran bersama.
Laporan: Ahmidal Yauzar-tvOne
Putusan MK soal Biaya SD dan SMP Gratis, DPR: Bisa Jalan Kalau Anggaran MBG Dikurangi
MK memutuskan pemerintah untuk tidak menarik pungutan apapun alias menggratiskan biaya sekolah untuk tingkat SD dan SMP, baik itu sekolah negeri maupun swasta.
VIVA.co.id
3 Juni 2025