Hanya 19 Persen Anak dan Remaja Indonesia yang Aktif Secara Fisik, Apa Dampak Buruknya?

21 hours ago 5

Selasa, 27 Mei 2025 - 23:59 WIB

Jakarta, VIVA – Berdasarkan The 2022 Indonesian Report Card on Physical Activity for Children and Adolescents, hanya 19 persen anak dan remaja Indonesia yang aktif secara fisik sesuai rekomendasi, dengan skor F pada indikator aktivitas fisik harian. 

Rendahnya aktivitas fisik ini menjadi salah satu pemicu meningkatnya risiko gaya hidup sedentari sejak usia dini. Apa dampak buruknya? Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terlibat dalam perilaku sedentari berisiko lebih tinggi mengalami berbagai dampak kesehatan negatif, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan kesehatan mental yang buruk, dibandingkan dengan mereka yang aktif secara fisik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan anak usia 5–17 tahun untuk melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit per hari, namun laporan global menunjukkan hanya 1 dari 5 anak yang memenuhi standar ini di kawasan Asia Tenggara.

Di Indonesia sendiri, akses anak-anak terhadap ruang terbuka dan fasilitas olahraga yang ramah anak di wilayah perkotaan, masih terbatas.

Menurut BPS DKI Jakarta (2023), hanya sekitar 10 persen ruang terbuka hijau yang tersedia dari total luas kota—jauh dari target 30 persen sesuai amanat undang-undang. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang membatasi anak-anak untuk bergerak aktif di lingkungan mereka.

Salah satu solusi konkret yang dapat dilakukan adalah dengan menghadirkan fasilitas olahraga langsung di lingkungan terdekat anak-anak, yaitu sekolah. Inilah yang menjadi dasar diselenggarakannya Sun Life Volunteer Day di SDN Cilandak Timur 03, Jakarta Selatan.

“Sekolah adalah tempat yang sangat strategis untuk memulai perubahan gaya hidup. Kami percaya bahwa keterlibatan langsung, edukasi yang menyenangkan, dan akses yang merata terhadap fasilitas olahraga dapat mendorong anak-anak untuk tumbuh aktif, sehat, dan penuh semangat,” ujar Kah Jing Lee, Chief Client Officer Sun Life Indonesia, dalam keterangannya, dikutip Selasa 27 Mei 2025.

Selain sesi basket yang dipandu oleh pelatih profesional dan relawan, anak-anak juga diajak mengenali makanan sehat melalui permainan interaktif seputar gizi seimbang, pentingnya sarapan, dan pemilihan camilan sehat. Kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun semangat belajar anak melalui pendekatan edukasi yang menyenangkan dan aplikatif.

Kampanye Hoops+Health sendiri merupakan bagian dari inisiatif global Sun Life untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap gaya hidupsehat melalui olahraga, dengan fokus pada komunitas yang memiliki keterbatasan akses.

Halaman Selanjutnya

Salah satu solusi konkret yang dapat dilakukan adalah dengan menghadirkan fasilitas olahraga langsung di lingkungan terdekat anak-anak, yaitu sekolah. Inilah yang menjadi dasar diselenggarakannya Sun Life Volunteer Day di SDN Cilandak Timur 03, Jakarta Selatan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |