Jakarta, VIVA – Anak usaha PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), yakni PT Patra Drilling Contractor (PDC) menargetkan pendapatan di atas Rp 3 triliun pada tahun 2025 ini.
Direktur Utama PDC, Faried Iskandar Dozyn menegaskan, untuk mencapai target tersebut pihaknya akan menggenjot sejumlah lini bisnis andalan, salah satunya yakni Rental Oilboom yang dikelola oleh fungsi Marine Services.
"Oilboom merupakan alat penghalang terapung yang digunakan untuk mengurung tumpahan minyak di permukaan air. Oilboom sering disebut juga dengan istilah Containment Boom," kata Faried dikutip dalam keterangan resmi, Jumat, 11 April 2025.
Pekerja PDC yang sedang menangani tumpahan minyak di laut lepas
Ia menjelaskan, fungsi peralatan ini untuk melindungi area sensitif dari bahaya tumpahan minyak, mengurangi penyebaran minyak, mengisolasi minyak agar tidak melebar, dan mencegah minyak mencemari area yang lebih luas.
Dari beragam peralatan dan metode, Faried memastikan bahwa Oilboom selalu menjadi salah satu rekomendasi peralatan untuk penanganan pertama tumpahan minyak di perairan. Oilboom sendiri memiliki bermacam-macam jenis dan fungsinya, terutama dari aspek material, ukuran, struktur, lokasi peruntukan dan lain-lain.
"PDC menggunakan yang terbuat dari material Heavy Duty Rubber yang tahan minyak dan sinar matahari. Oilboom dengan material dan struktur tersebut khusus untuk penggunaan di laut (Offshore)," ujar Faried.
Dia menambahkan, Oilboom dengan material dan struktur tersebut dapat dengan cepat dibentangkan (deploy), serta dapat melokalisir tumpahan minyak dengan maksimal. Saat ini PDC sedang mempersiapkan pengadaan Oilboom khusus yang dapat dan sesuai untuk penggunaan di sungai (Onshore Oilboom), termasuk peralatan pendukungnya penanggulangan tumpahan minyak lainnya.
PDC memiliki kontrak untuk rental Oilboom dengan dua perusahaan yang juga menjadi bagian Subholding Upstream Pertamina. Yakni Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) yang mengelola Blok Sumatera Selatan, dan dengan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) Zona 9.
Di kedua perusahaan itu, Faried menyebut bahwa Oilboom yang dimiliki PDC dalam kondisi standby, atau akan digunakan jika terjadinya tumpahan minyak di permukaan air di wilayah kerja keduanya. Keberadaan Oilboom PDC sebagai bentuk mitigasi untuk meminimalisir resiko dari dampak terjadinya tumpahan minyak, terutama di perairan terbuka dan daerah sungai.
"Tahun 2025 ini, PDC menargetkan untuk meningkatkan jumlah own asset serta dapat menambah jumlah perusahaan/mitra bisnis yang dapat bekerja sama, untuk lini bisnis rental Oilboom tersebut dalam kontrak jangka panjang," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Dia menambahkan, Oilboom dengan material dan struktur tersebut dapat dengan cepat dibentangkan (deploy), serta dapat melokalisir tumpahan minyak dengan maksimal. Saat ini PDC sedang mempersiapkan pengadaan Oilboom khusus yang dapat dan sesuai untuk penggunaan di sungai (Onshore Oilboom), termasuk peralatan pendukungnya penanggulangan tumpahan minyak lainnya.