Inilah Deretan Aksi Mission: Impossible yang Paling Tak Terlupakan

6 hours ago 2

Jakarta, VIVA – Setiap film Mission: Impossible selalu menghadirkan adegan aksi ikonik yang melekat di benak penonton. Sejak film pertama tahun 1996 hingga film terbaru, waralaba ini dikenal dengan upaya yang terus meningkat untuk menyajikan aksi yang lebih menegangkan dan spektakuler di setiap seri.

Tom Cruise sebagai Ethan Hunt secara konsisten mendorong batas, melakukan sendiri banyak stunt berbahaya demi autentisitas. Di bawah ini kita akan membahas adegan-adegan paling dikenang dari masing-masing film – mengulas konteks naratifnya, gaya penyutradaraan, sinematografi, koreografi aksi, penggunaan musik, serta dampaknya terhadap penonton dan budaya pop.

Mission: Impossible (1996) – Misi di Brankas CIA Langley

Film pertama memperkenalkan Ethan Hunt dan langsung memberi kita salah satu adegan paling legendaris dalam sejarah film aksi: penyusupan brankas CIA di Langley. Dalam konteks cerita, Ethan yang dijebak atas kematian timnya harus mencuri daftar NOC (identitas agen rahasia) dari komputer yang tersimpan di ruang brankas super ketat di markas CIA.

Adegan ini menampilkan Ethan diturunkan dari langit-langit dengan kabel, tidak boleh menyentuh lantai atau mengeluarkan suara sekecil apa pun, sementara rekan setimnya menonaktifkan sensor suhu dari atas. Ketegangan naratifnya sangat tinggi – satu tetes keringat saja bisa menggagalkan misi, apalagi munculnya tikus di ventilasi yang nyaris membocorkan keberadaan Ethan.

Secara sinematik, sutradara Brian De Palma mengeksekusi adegan ini bagaikan ahli suspense. Uniknya, tidak ada musik latar sama sekali sepanjang Ethan menggantung di udara. Keheningan ini membuat penonton menahan napas; kita hanya mendengar detak halus, napas Ethan, dan gemerisik tali, menciptakan intensitas visual dan audio yang luar biasa.

Kamera kerap mengambil sudut atas ruangan serba putih futuristik (terinspirasi desain pesawat ruang angkasa dalam 2001: A Space Odyssey), memperlihatkan betapa kecilnya Ethan dibanding sistem keamanan canggih di sekelilingnya.

Adegan pencurian di brankas CIA ini langsung diakui sebagai puncak ketegangan film dan bahkan menjadi ciri khas franchise Mission: Impossible. Banyak yang menganggapnya adegan paling terkenal dalam seri ini, menetapkan standar bagi adegan aksi Mission: Impossible selanjutnya. Gambar Ethan Hunt bergelantungan dekat lantai dengan pakaian serba hitam dan kabel tipis telah begitu melekat di budaya pop – diparodikan dan direferensikan dalam berbagai media lain selama bertahun-tahun setelahnya. Penonton kala itu dibuat terpukau sekaligus menahan napas sepanjang durasi adegan. Hingga kini, momen “heist” di Langley tersebut masih sering disebut sebagai set-piece terbaik franchise ini karena kesederhanaan premis namun eksekusi yang sangat efektif dan tak terlupakan. Keberhasilan adegan ini juga membuktikan pendekatan “lebih sedikit lebih efektif” – tanpa ledakan besar atau keramaian aksi, kombinasi penyutradaraan suspense, sinematografi elegan, dan akting intens membuatnya begitu kuat di ingatan penonton.

Mission: Impossible 2 (2000) – Gaya Aksi John Woo dan Duel di Akhir

Disutradarai oleh maestro aksi Hong Kong John Woo, Mission: Impossible 2 menghadirkan gaya sinematik berbeda yang sarat adegan aksi slow-motion, adu tembak akrobatik, dan visual puitis (termasuk kepakan burung merpati putih khas Woo). Dua adegan menonjol menjadi ikon film ini: pembukaan dengan Ethan memanjat tebing terjal dan klimaks duel sepeda motor di pantai.

Di awal film, kita melihat Ethan Hunt melakukan pendakian bebas di tebing Dead Horse Point, Utah, tanpa alat pengaman. Secara naratif, adegan ini tidak berhubungan langsung dengan misi utamanya (lebih sebagai intro sebelum ia menerima pesan misi), tetapi berfungsi menetapkan karakter Ethan sebagai petualang nekat yang selalu menguji nyali. Tom Cruise benar-benar melakukan stunt panjat tebing ini sendiri (dengan kabel pengaman tersembunyi), memberi sensasi nyata pada setiap jengkal yang ia panjat. Sinematografi tangkapan wide shot tebing merah menjulang dan Ethan kecil di permukaannya memberi rasa ngeri akan ketinggian. Gaya penyutradaraan Woo memasukkan slow-motion ketika Ethan tergelincir dan hampir jatuh, membuat penonton ikut deg-degan. Adegan pendakian ekstrem ini digambarkan sangat mencengangkan – sebuah stunt yang langsung diakui sebagai adegan paling ikonik dari film kedua. Bahkan Tom Cruise sendiri menyebut adegan ini “legendaris” dalam karier aksi berbahayanya.

Puncak film menampilkan Ethan berhadapan dengan musuhnya, Sean Ambrose, dalam kejar-kejaran sepeda motor yang berakhir di sebuah pantai terpencil. Dalam konteks cerita, ini adalah babak akhir perebutan virus mematikan “Chimera” dan vaksinnya. Adegan dimulai dengan aksi saling kejar di jalanan sempit: keduanya melaju kencang, saling tembak, dan melakukan manuver berbahaya (termasuk stoppie dan wheelie) di antara ledakan. Gaya Woo sangat terasa – banyak adegan slow-motion dramatis, percikan api dan debu beterbangan, serta montase cepat bercampur gerak lambat yang artistik. Koreografi aksi mencapai puncaknya ketika kedua pengendara melompat dengan motor masing-masing dan bertabrakan di udara dalam gerakan lambat yang epik. Mereka jatuh berguling-guling lalu melanjutkan duel dengan tangan kosong di pasir pantai, diiringi sapuan angin dan burung-burung beterbangan. Momen tabrakan motor di udara itulah yang paling diingat – “benar-benar John Woo dalam kegilaan maksimalnya”. Pertarungan tangan kosong berikutnya dikemas bak tarian penuh gerak lambat dan potongan cepat, dengan musik scoring dramatis karya Hans Zimmer yang menaikkan tensi emosional (musik choir bercampur rock menambah nuansa operatik).

Mission: Impossible III (2006) – Ketegangan Emosional di Balik Ledakan

Masuk ke film ketiga, sutradara J.J. Abrams membawa pendekatan baru: memadukan aksi intens dengan drama personal. Ethan Hunt kini memiliki tunangan (Julia) dan berusaha hidup normal, hingga musuh baru Owen Davian memaksanya kembali ke dunia mata-mata. Mission: Impossible III dikenal memiliki nuansa emosional lebih kuat dari pendahulunya, yang langsung tampak pada adegan pembuka film. Menariknya, film dibuka bukan dengan aksi, melainkan sebuah flash-forward mencekam: Ethan terikat di kursi, dipaksa menyaksikan Davian mengancam Julia dengan pistol, menghitung mundur dari 10. Dalam beberapa menit tersebut, Abrams menyajikan tensi dramatis luar biasa – adegan pembuka yang intens ini langsung “mengguncang” penonton dan menetapkan taruhan emosional yang tinggi. Phillip Seymour Hoffman berperan sebagai Davian dengan dingin dan kejam, membuat ancaman terasa nyata. Adegan interogasi ini, meski bukan laga penuh ledakan, dianggap salah satu momen paling mendebarkan di franchise Mission: Impossible tanpa melibatkan set-piece fisik; murni kekuatan akting, dialog, dan penyutradaraan membangun teror psikologis. Ini menunjukkan fokus Abrams pada karakter dan ketegangan cerita, yang menjadi fondasi kuat bagi aksi-aksi berikutnya.

Tentu, film ini juga tidak kekurangan set-piece aksi berkesan. Salah satu adegan ikonik adalah serangan di Jembatan Chesapeake Bay. Dalam konteks naratif, ini titik di mana Ethan dan timnya mengawal Davian (yang berhasil mereka tangkap) di sebuah konvoi di atas jembatan, sebelum tiba-tiba disergap oleh anak buah Davian. Adegan ini dimulai relatif tenang lalu meledak dalam sekejap: sebuah drone menyerang konvoi dengan roket, menghancurkan sebagian jembatan. Sinematografi di tangan Dan Mindel dan arahan Abrams menciptakan kekacauan teratur – kamera handheld mengikuti Ethan berlari di antara ledakan mobil, puing berterbangan, angin menerpa kencang.

Momen paling diingat adalah ketika Ethan berlari dan sebuah misil menghantam mobil di belakangnya, menghempaskannya menabrak kap mobil lain. Shot ini diperlihatkan dalam gerakan lambat sejenak, memperlihatkan tubuh Ethan terlontar akibat ledakan – sebuah gambaran spektakuler tentang betapa rentannya sang pahlawan di tengah baku tembak. Adegan berlanjut dengan Ethan berjuang menyelamatkan rekannya yang terjebak di mobil sebelum akhirnya Davian berhasil lolos dalam kekacauan.

Mission: Impossible – Fallout (2018) – Duel Helikopter di Pegunungan Kashmir

Fallout, film keenam, sering disebut sebagai puncak terbaik franchise Mission: Impossible sejauh ini, terutama karena deretan set-piece aksinya yang mengagumkan. Disutradarai kembali oleh Christopher McQuarrie, Fallout mengambil elemen-elemen terbaik pendahulunya dan menaikkannya ke tingkat lebih tinggi sekaligus memberikan benang merah emosional lanjutan dari kisah Ethan. Film ini mendapatkan pujian luas, terutama berkat adegan-adegan aksi unggulannya – yang bahkan diganjar julukan “standout setpieces” oleh banyak kritikus.

Beberapa adegan ikonik di Fallout layak disorot, namun yang paling monumental adalah babak klimaks kejar-kejaran helikopter dan pertarungan di tebing. Dalam plot, Ethan harus menghentikan rencana nuklir Solomon Lane dan kaki tangannya, Walker (Henry Cavill), di pegunungan Kashmir. Ini membawa kita ke rangkaian aksi akhir yang sangat mendebarkan: Ethan mengejar Walker yang melarikan diri dengan helikopter berisi detonator bom, sementara dua bom nuklir berdetak menunggu dimatikan oleh timnya di darat. Cinematically, sekuens ini luar biasa kompleks.

Tom Cruise tidak hanya bergantung di helikopter, tapi juga benar-benar belajar menerbangkan helikopter untuk pengambilan gambar aksi ini. Kamera udara mengikuti helikopter Ethan dan helikopter musuh berkejaran melalui lembah pegunungan bersalju – manuver berbahaya diperlihatkan dalam shot lebar sehingga penonton sadar Cruise sendiri yang mengemudikan helikopternya, bukan efek CGI. Ada satu manuver ekstrem di mana Ethan memutar helikopternya dalam spiral menukik 360 derajat di udara (gerakan ini difilmkan dengan rig khusus untuk menunjukkan wajah Cruise nyata di kokpit). Sinematografi oleh Rob Hardy menangkap keindahan sekaligus bahaya alam Pegunungan Kaukasus: helikopter meliuk di antara tebing sempit, salju beterbangan, menciptakan visual yang breathtaking.

Ketegangan semakin memuncak ketika kedua helikopter bertabrakan dan jatuh di puncak tebing. Yang tersisa adalah Ethan dan Walker berduel habis-habisan di atas tebing terjal dengan helikopter yang tergantung di jurang. Koreografi laga di sini brutal dan melelahkan – kedua karakter berkelahi berdarah-darah di tepian jurang, dengan Walker yang lebih kuat secara fisik menghajar Ethan. Momen puncak yang membuat penonton bersorak adalah ketika Ethan berhasil menjatuhkan kait besi helikopter tepat ke wajah Walker, mengaitkannya, sebelum helikopter jatuh dan menarik musuhnya ke maut. Adegan klimaks ini benar-benar membuat penonton "dag-dig-dug di ujung kursi" sampai detik terakhir sebelum akhirnya kita bisa bernapas lega. McQuarrie berhasil menjaga stake naratif (nyawa jutaan orang terancam bom nuklir, serta dendam pribadi Ethan vs Walker) tetap terasa di tengah kegilaan aksi. Drama tidak kalah oleh aksi – justru saling menguatkan, sehingga setiap pukulan di atas tebing terasa berarti.

Selain klimaks helikopter, Fallout juga memiliki adegan HALO jump di Paris yang tak kalah ikonik. Ethan terjun bebas dari pesawat militer di ketinggian ekstrem (High Altitude Low Opening) untuk menyusup ke Paris – Tom Cruise mempersiapkan stunt ini dengan latihan intens dan pengambilan gambar khusus (mereka harus terjun puluhan kali demi mendapat cahaya senja yang pas). Hasilnya adalah one continuous shot menawan Ethan melompat keluar pesawat pada ketinggian sekitar 25.000 kaki, menembus awan badai petir, kemudian membuka parasut detik terakhir. Ada juga pertarungan di kamar mandi klub malam Paris melawan seorang agen liar, di mana Ethan dan Walker bertarung melawan pria tangguh dalam ruang putih sempit. Adegan ini dipuji karena koreografinya yang sangat kasar dan realistis – pukulan dan tendangan terasa berat, tanpa musik latar berlebihan, hanya suara benturan dan napas, menambah kesan brutal. Henry Cavill dalam adegan ini bahkan melakukan gerakan unik “memompa lengan” seolah mereload senjatanya, yang menjadi meme viral saking kerennya di mata penonton.

Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One (2023) – Lompatan Motor dan Kereta Jatuh

Film ketujuh, Dead Reckoning Part One, kembali disutradarai Christopher McQuarrie, dibagi menjadi dua bagian kisah epik Ethan Hunt melawan ancaman kecerdasan buatan berbahaya. Sebagai Part One, film ini tentu menghadirkan cliffhanger – secara harfiah maupun figuratif. Adegan klimaks Dead Reckoning Part One sudah santer dibicarakan bahkan sebelum film rilis, dan benar saja menjadi puncak ikonografi aksi terbaru franchise ini: Ethan melompat dengan motor dari tebing untuk menangkap kereta yang melaju di pegunungan.

Dalam cerita, Ethan harus menghentikan musuh mendapatkan “kunci” AI di atas kereta Orient Express yang melaju di pegunungan. Ketika tak ada cara lain naik ke kereta, Ethan memilih jalan satu-satunya – mengendarai motor ke puncak tebing dan melompat ke jurang, mengandalkan parasut untuk mendarat di atas kereta. Adegan ini terbangun dengan tensi luar biasa: Ethan menaiki motor menanjak menuju puncak, sementara rekan barunya Grace berada di kereta menyamar untuk mencuri kunci. Sinematografi memainkan peran penting – kamera mengikuti dekat wajah Ethan yang fokus (kita merasakan ketegangan dan tekadnya), lalu mengambil shot luas memperlihatkan jurang dalam dan kereta yang meliuk di kejauhan.

Saat Ethan mencapai ujung tebing dan terjun bebas dengan motornya, penonton disuguhi pemandangan spektakuler: sosok Ethan melayang di udara dengan motor terlepas berputar di belakangnya, sementara panorama lembah terbentang luas. Adegan ini begitu mencekam dan mendebarkan, terlebih lagi karena diketahui Tom Cruise benar-benar melakukan lompatan gila tersebut di lokasi tebing di Norwegia. Ia melakukan ribuan latihan terjun payung (lebih dari 500 kali) dan 13 ribu kali latihan lompatan motor di sirkuit untuk mempersiapkan stunt ini – sebuah dedikasi tak masuk akal yang menjadi bagian dari promosi film.

Begitu Ethan berhasil mendarat di kereta (dengan menghantam atap gerbong dalam satu adegan panjang tanpa putus), film belum memberi jeda napas – langsung dilanjutkan rangkaian kereta tergelincir yang tak kalah ikonik. Villain berhasil meledakkan kereta, membuat rangkaian gerbong mulai keluar jalur di atas jembatan pegunungan. Yang kita dapat adalah sebuah penghormatan terhadap adegan klimaks film pertama (pertarungan di kereta dan helikopter), namun dieksekusi dengan skala modern: gerbong demi gerbong jatuh dari tebing seperti level permainan platform yang harus dilalui Ethan dan Grace. Keduanya berusaha memanjat gerbong kereta yang menggantung satu per satu – dapur, ruang makan, hingga lokomotif – sebelum gravitasi menelan mereka.

Halaman Selanjutnya

Adegan pencurian di brankas CIA ini langsung diakui sebagai puncak ketegangan film dan bahkan menjadi ciri khas franchise Mission: Impossible. Banyak yang menganggapnya adegan paling terkenal dalam seri ini, menetapkan standar bagi adegan aksi Mission: Impossible selanjutnya. Gambar Ethan Hunt bergelantungan dekat lantai dengan pakaian serba hitam dan kabel tipis telah begitu melekat di budaya pop – diparodikan dan direferensikan dalam berbagai media lain selama bertahun-tahun setelahnya. Penonton kala itu dibuat terpukau sekaligus menahan napas sepanjang durasi adegan. Hingga kini, momen “heist” di Langley tersebut masih sering disebut sebagai set-piece terbaik franchise ini karena kesederhanaan premis namun eksekusi yang sangat efektif dan tak terlupakan. Keberhasilan adegan ini juga membuktikan pendekatan “lebih sedikit lebih efektif” – tanpa ledakan besar atau keramaian aksi, kombinasi penyutradaraan suspense, sinematografi elegan, dan akting intens membuatnya begitu kuat di ingatan penonton.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |