Investor Syariah Merapat! BUMA Targetkan Dana Segar Rp2 Triliun dari Penerbitan Sukuk Ijarah Bangun Ketahanan Finansial

4 hours ago 1

Senin, 24 Februari 2025 - 20:22 WIB

Jakarta, VIVA –  PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengumumkan perdana Sukuk Ijarah I BUMA Tahun 2025 dengan jumlah maksimum sebesar Rp 2 triliun. Penawaran Sukuk menandai tonggak bersejarah dalam strategi diversifikasi keuangan sekaligus memperluas basis investor Grup ke pasar keuangan Syariah.

Sukuk atau disebut obligasi syariah mirip dengan obligasi konvensional tetapi patuh terhadap prinsip syariah. Instrumen investasi ini dirancang untuk menghasilkan imbal hasil dari kinerja aset yang mendasarinya, bukan dari bunga.

Sukuk Ijarah I BUMA Tahun 2025 ditawarkan dalam tiga seri, yakni Seri A dengan jangka waktu 370 hari, Seri B dengan jangka waktu 3 tahun, dan Seri C dengan jangka waktu 5 tahun yang terhitung sejak tanggal emisi. Pembayaran Imbalan Ijarah dilakukan setiap triwulan yang dimulai pada 20 Juni 2025 dengan pembayaran Sisa Imbalan Ijarah pada saat jatuh tempo pada Maret 2026, 2028, dan 2030. Sedangkan, masa bookbuilding berlangsung dari 24 Februari hingga 7 Maret 2025.

"Penawaran Sukuk Ijarah I BUMA Tahun 2025 menandai tonggak penting dalam strategi mendiversifikasi sumber pendanaan sekaligus meningkatkan kemampuan operasional perseroan," ucap Direktur Delta Dunia Group Iwan Fuad Salim yang dikutip dari keterangan resmi pada Senin, 24 Februari 2025. 

Jajaran Direksi Delta Dunia Group

Iwan menambahkan, sebelumnya PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) selaku induk BUMA telah meluncurkan Obligasi Rupiah II BUMA Tahun 2024 yang disambut antusias oleh para investor. Tingginya permintaan pasar mencerminkan kepercayaan terhadap kekuatan finansial dan eksekusi BUMA yang disiplin. 

"Penawaran Sukuk ini semakin memperkuat kredibilitas dan kemampuan perseroan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang beragam untuk pertumbuhan yang berkelanjutan," imbuh Iwan.

Pasar global Sukuk yang terus berkembang didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap instrumen keuangan syariah serta peningkatan penerbitan oleh pemerintah dan korporasi. Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, menjadi kawasan utama berkat oleh ekosistem keuangan syariah yang matang, regulasi yang kuat, dan lembaga keuangan yang mapan. 

Dengan proyeksi aset Sukuk global melampaui US$ 1 triliun pada 2025, Indonesia diperhitungkan memiliki peranan penting dalam mempertahankan momentum ini. Di mana menawarkan peluang besar bagi para penerbit dan investor.

BUMA berhasil meraih peringkat A+ Syariah dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Fitch Ratings. Hal ini membuktikan  stabilitas keuangan dan profil risiko gagal bayar yang rendah.

Ilustrasi keuangan syariah

Penawaran Sukuk Ijarah I BUMA Tahun 2025 turut mendapat dukungan dari penjamin pelaksana emisi PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Sucor Sekuritas. Sementara itu,  PT Bank Rakyat Indonesia berperan sebagai wali amanat.

"Dengan memanfaatkan pasar keuangan syariah yang terus berkembang, Grup memperkuat diversifikasi sumber pendanaan, memperkokoh struktur permodalan, memperluas basis investor, serta menegaskan komitmennya terhadap ketahanan finansial dan keunggulan operasional," ujar Iwan.

Lebih lanjut, Direktur BUMA Silfanny Bahar menyampaikan, hasil pendanaan dari Sukuk Ijarah I BUMA Tahun 2025 akan dialokasikan secara strategis guna mendukung pertumbuhan jangka panjang BUMA di Indonesia. Di mana 50 persen untuk belanja modal terutama alat berat dan setengah lagi untuk modal kerja. 

Menuruts Silfanny, inisiatif ini mampu memperkuat ketahanan finansial sekaligus memastikan efisiensi operasional. Ia menuturkan bahwa emiten pertambangan bertekad memanfaatkan penjualan sukuk syariah untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya secara keseluruhan. 

"Dengan strategi yang terarah dalam ekspansi ke kepemilikan tambang, komoditas, serta diversifikasi sumber pendanaan, kami tetap yakin dapat menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan," pungkas Silfanny.

Halaman Selanjutnya

"Penawaran Sukuk ini semakin memperkuat kredibilitas dan kemampuan perseroan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang beragam untuk pertumbuhan yang berkelanjutan," imbuh Iwan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |