Jakarta, VIVA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob yang dapat terjadi di sembilan wilayah pesisir Jakarta Utara pada 24-26 Februari 2025. Fenomena ini dipicu oleh pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase bulan baru dan periagee, yang meningkatkan ketinggian air laut secara signifikan.
Direktur Meteorologi BMKG, Eko Prasetyo, menjelaskan bahwa berdasarkan pemantauan data water level dan prediksi pasang surut, beberapa daerah pesisir di Indonesia, termasuk Jakarta Utara, berpotensi mengalami banjir pesisir atau rob.
“Sembilan wilayah yang berpotensi terdampak adalah Pesisir Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, dan Kalibaru,” ujar Eko saat dikonfirmasi.
Banjir rob (ilustrasi)
Photo :
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Ia mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah antisipatif guna meminimalkan dampak yang ditimbulkan.
Eko menjelaskan bahwa banjir rob kali ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni fenomena Bulan Baru pada 28 Februari 2025 yaitu saat bulan baru, gaya gravitasi bulan dan matahari sejajar, menyebabkan pasang air laut lebih tinggi dari biasanya, dan Periagee pada 1 Maret 2025. Periagee adalah kondisi ketika bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi, sehingga memperkuat efek pasang maksimum air laut.
Kombinasi kedua fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian air laut, yang dapat menyebabkan banjir pesisir di berbagai daerah, termasuk Jakarta Utara.
Banjir rob diperkirakan akan berdampak langsung pada berbagai aktivitas di wilayah pesisir, seperti:
• Pelabuhan dan Perdagangan – Aktivitas bongkar muat di pelabuhan dapat terganggu akibat genangan air dan ombak tinggi.
• Permukiman Pesisir – Masyarakat yang tinggal di dekat pantai berisiko mengalami genangan air, yang dapat merusak properti dan mengganggu mobilitas.
• Sektor Perikanan dan Tambak Garam – Air laut yang meluap berpotensi merusak tambak ikan dan garam, sehingga dapat mempengaruhi produksi dan ekonomi nelayan.
Imbauan BMKG untuk Masyarakat
BMKG mengingatkan masyarakat, terutama yang berada di wilayah pesisir, untuk bersiap menghadapi potensi dampak banjir rob. Warga disarankan untuk:
• Meningkatkan Kewaspadaan – Mengamankan barang-barang berharga dan mengantisipasi kemungkinan evakuasi jika banjir semakin parah.
• Memantau Informasi Cuaca – Mengikuti pembaruan informasi dari BMKG dan pemerintah daerah terkait kondisi pasang surut air laut.
• Mengurangi Aktivitas di Pesisir – Jika memungkinkan, menunda atau menyesuaikan aktivitas yang berisiko terdampak banjir rob, terutama di pelabuhan dan daerah tambak.
BMKG akan terus memantau perkembangan kondisi cuaca dan pasang surut air laut untuk memberikan informasi terbaru kepada masyarakat. Dengan langkah antisipatif yang tepat, diharapkan dampak dari banjir rob ini dapat diminimalkan.
Halaman Selanjutnya
Banjir rob diperkirakan akan berdampak langsung pada berbagai aktivitas di wilayah pesisir, seperti: