Inggris, VIVA – Tahukah kamu bahwa wajah seseorang bisa memberikan kesan apakah mereka kaya atau miskin? Sebuah penelitian dari University of Glasgow menemukan bahwa orang sering kali menilai status sosial seseorang hanya dari bentuk dan ekspresi wajahnya.
Studi ini mengungkap bahwa wajah dengan ciri tertentu, seperti lebih kecil, mulut melengkung ke atas seperti tersenyum, alis terangkat, mata lebih berdekatan, serta kulit yang lebih cerah dan hangat, lebih sering diasosiasikan dengan kekayaan.
Sementara itu, orang dengan wajah lebih lebar dan pendek, mulut menurun, serta kulit yang lebih pucat atau dingin, cenderung dianggap berasal dari kelas sosial rendah.
Bagaimana Wajah Mempengaruhi Persepsi Kekayaan?
Penelitian tentang kaya atau miskin bisa dilihat dari wajah?
Photo :
- Universtiy of Glasgow
Penelitian yang diterbitkan dalam APA Journal of Experimental Psychology ini dilakukan dengan peserta dari budaya Barat. Hasilnya menunjukkan bahwa orang cenderung menghubungkan bentuk wajah dengan status sosial seseorang hanya dari kesan pertama.
Selain dianggap kaya, mereka yang memiliki ciri wajah yang disebutkan tadi juga dinilai lebih dapat dipercaya, kompeten, dan ramah. Sebaliknya, mereka yang memiliki fitur wajah yang lebih lebar dan ekspresi lebih datar sering kali dikaitkan dengan ketidakmampuan dan kurangnya kepercayaan.
Dampak Penilaian Berdasarkan Wajah
Menurut Dr. R. Thora Bjornsdottir, salah satu penulis studi ini, penilaian terhadap status sosial hanya berdasarkan wajah bisa berdampak buruk bagi mereka yang dianggap berasal dari kelas sosial rendah.
"Orang yang dinilai memiliki status sosial rendah sering kali mengalami ketidakadilan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan hubungan sosial. Padahal, penilaian ini hanya berdasarkan persepsi, bukan kenyataan," ungkapnya yang dikutip dari New York Post pada Senin, 24 Februari 2025.
Profesor Rachael E. Jack menambahkan bahwa pemahaman terhadap bias ini penting untuk mencegah dampak negatifnya di masa depan.
"Studi ini menunjukkan bahwa fitur wajah tertentu berperan dalam membentuk stereotip sosial. Dengan memahami bagaimana bias ini bekerja, kita bisa mencari cara untuk mencegah penilaian yang tidak adil terhadap orang lain," katanya.
Studi Lain yang Mendukung Temuan Ini
Ternyata, penelitian tentang hubungan antara wajah dan status sosial bukan hal baru. Pada tahun 2017, University of Toronto melakukan studi serupa yang menemukan bahwa seseorang dapat menebak apakah orang lain berasal dari keluarga kaya atau miskin hanya dengan melihat wajah mereka. Dalam penelitian tersebut, peserta diminta menebak status ekonomi seseorang berdasarkan foto, dan hasilnya menunjukkan tingkat akurasi sebesar 53%.
Nicholas Rule, salah satu penulis studi tersebut, menjelaskan bahwa pengalaman hidup seseorang dapat memengaruhi ekspresi wajah mereka secara permanen.
"Seiring waktu, wajah kita menyimpan jejak emosi dan pengalaman yang kita alami. Bahkan ketika kita tidak mengekspresikan apa pun, sisa-sisa dari perasaan masa lalu masih dapat terlihat," jelasnya.
Meskipun penelitian ini menarik, penting untuk diingat bahwa wajah seseorang tidak bisa menjadi patokan pasti untuk menilai kekayaan atau status sosial mereka. Bias seperti ini bisa berdampak negatif dan menyebabkan ketidakadilan bagi banyak orang.
Kesadaran akan kecenderungan ini dapat membantu kita menghindari penilaian yang tidak adil terhadap orang lain. Sebab, pada akhirnya, kekayaan sejati bukanlah sesuatu yang bisa dilihat hanya dari wajah.
Halaman Selanjutnya
Dampak Penilaian Berdasarkan Wajah