Jakarta, VIVA – International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG), yang mewakili lebih dari 27 perusahaan farmasi berbasis penelitian terkemuka yang berkomitmen untuk memajukan layanan kesehatan di Indonesia, mengumumkan bahwa Ketua IPMG, Dr. Ait-Allah Mejri, akan pensiun pada akhir Maret tahun ini.
Dr. Mejri, seorang mantan dokter kesehatan masyarakat dan Presiden Direktur PT Roche Indonesia yang telah lama menjabat, menjadi Ketua sejak bulan Februari tahun 2019. Selama masa kepemimpinannya, IPMG telah mendorong inovasi berkelanjutan dan menjalin kolaborasi untuk meningkatkan hasil layanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Presiden Direktur PT Merck Tbk dan juga merupakan Wakil Ketua IPMG Evie Yulin saat ini, akan menggantikan Dr. Mejri sebagai Ketua mulai April 2025. Dewan Direksi IPMG dengan suara bulat mendukung pengangkatan ini.
Evie Yulin, seorang apoteker lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun di industri farmasi. Pada tahun 2010, ia mencetak sejarah sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai General Manager Merck Healthcare Asia Pacific dan sejak saat itu menjadi Presiden Direktur PT Merck Tbk.
Sejak 2019, Evie telah berperan penting sebagai Ketua Satuan Tugas Akses (Market Access) IPMG sekaligus menjawab sebagai Wakil Ketua IPMG. Dalam menjalankan peranannya di IPMG, Evie Yulin bekerja sama dengan institusi pemerintah, organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat,
dan kelompok advokasi pasien untuk meningkatkan akses terhadap obat-obat inovatif. Kepemimpinan dan keahliannya menjadikannya sosok yang sangat tepat untuk memimpin IPMG ke babak selanjutnya.
Anggota Dewan IPMG sekaligus Ketua Taskforce Komunikasi dan Presiden Direktur PT Merck Sharp and Dohme Indonesia George Stylianou menyatakan, “Merupakan kehormatan besar dapat bekerja bersama Dr. Ait-Allah Mejri dimana kepemimpinannya yang kuat telah secara signifikan memajukan misi IPMG. Di bawah kepemimpinannya, IPMG telah memperkuat kapasitasnya dan mencapai kemajuan besar dalam advokasi untuk pasien dan akses terhadap
inovasi di Indonesia. Saya juga sangat senang menyambut Evie Yulin sebagai penerus Dr. Mejri. Pengalaman yang luas serta komitmennya untuk meningkatkan akses terhadap obat-obatan menjadikannya kandidat ideal untuk memimpin IPMG di masa depan.”
Evie Yulin menyampaikan antusiasmenya terhadap peran barunya dengan mengatakan, “Saya merasa terhormat untuk mengambil peran sebagai Ketua IPMG pada April 2025. Sepanjang karir saya, saya telah berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan antara kesehatan masyarakat dan sektor swasta guna menghadirkan inovasi medis penting bagi pasien di Indonesia.”
"Di bawah kepemimpinan Dr. Mejri, IPMG telah mencapai tonggak pencapaian yang luar biasa, termasuk perannya yang penting selama pandemi COVID-19 dan kontribusinya terhadap transformasi layanan kesehatan di Indonesia serta peluncuran MANIFESTO untuk Strategi Nasional Obat dan Vaksin Inovatif baru-baru ini. Saya berharap dapat melanjutkan pekerjaan penting ini demi kebaikan seluruh masyarakat Indonesia,” tambah Evie.
Mengenang masa kepemimpinannya, Ketua IPMG Dr. Mejri mengatakan, “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk berkesempatan memimpin IPMG bersama para anggota dewan yang berdedikasi selama periode transformasi dalam lanskap layanan kesehatan Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, IPMG telah memperkuat kemitraan dan memposisikan dirinya sebagai mitra
terpercaya dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan akses dan inovasi layanan kesehatan.”
Lebih lanjut, Dr. Mejri mengatakan, “Saya yakin bahwa Evie Yulin akan meneruskan momentum ini ke depan. Dedikasi dan pendekatan kolaboratifnya menjadikannya pilihan yang luar biasa untuk memimpin IPMG di masa depan.”
Halaman Selanjutnya
Evie Yulin menyampaikan antusiasmenya terhadap peran barunya dengan mengatakan, “Saya merasa terhormat untuk mengambil peran sebagai Ketua IPMG pada April 2025. Sepanjang karir saya, saya telah berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan antara kesehatan masyarakat dan sektor swasta guna menghadirkan inovasi medis penting bagi pasien di Indonesia.”