Jurnalis Ukraina Disiksa Brutal, Otak dan Mata Hilang di Tangan Tentara Rusia

3 hours ago 1

Rabu, 30 April 2025 - 10:48 WIB

Kiev, VIVA – Seorang jurnalis lokal Ukraina disiksa oleh tentara Rusia. Mereka bahkan mengambil otak dan mata dari Viktoria Roschyna, wanita berumur 27 tahun, yang sebelumnya dipukuli secara brutal hingga babak belur di Ukraina, tempat ia ditahan sebagai tawanan perang.

Pasukan Rusia, yang kejam mengirim kantong mayat ke Ukraina, menandai mayat itu sebagai "wanita tak dikenal".

VIVA Militer: Tentara Ukraina jadi tahanan perang militer Rusia

Photo :

  • Agence France-Presse (AFP)

Namun, pengujian DNA mengonfirmasi bahwa tubuh kurus kering itu, dengan kepala dicukur dan tulang leher patah adalah Roshchyna.

Melansir dari The Sun, Rabu 30 April 2025, pihak berwenang Ukraina mengonfirmasi bahwa ada banyak tanda penyiksaan dan perlakuan kejam.

Penyidik juga menemukan bekas luka bakar di kakinya, kemungkinan bekas sengatan listrik. Menurut media lokal, ia menderita patah tulang rusuk, bola matanya, otak, dan sebagian laringnya hilang.

Organ-organ dalamnya kemungkinan besar diambil untuk menyembunyikan penyiksaan mengerikan yang dialaminya, sebuah praktik umum di Rusia.

"Laring dapat menjadi bukti penting dalam kasus pencekikan. Ketika seseorang dicekik, tulang hyoid (di leher) sering patah," kata ahli tersebut, yang menyembunyikan identitasnya.

"Pendarahan dapat ditemukan di bagian putih mata, dan kekurangan oksigen dapat dideteksi di otak."

Roshchyna, yang secara tragis menghilang pada tahun 2023 saat meliput di wilayah pendudukan Ukraina.

Mantan tawanan perang yang ditahan bersama Roshchyna mengatakan dia ditahan di Energodar pada musim panas 2023.

Tiga hari setelah ditangkap, dia diangkut ke Melitopol, di mana dia ditawan selama empat bulan dan mengalami penyiksaan kejam.

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF)

Photo :

  • Kommersant Photo Agency

Dalam kondisi kritis, dia kemudian dikirim ke SIZO-2 Taganrog, sebuah tempat terkenal yang dijuluki "kamp konsentrasi".

"Bahkan kata 'kamp konsentrasi' akan terlalu ringan untuk SIZO-2," kata seorang mantan tawanan Rusia.

"Dia (Roschyna) demam, menstruasinya berhenti, dan dia menderita sakit perut," lanjutnya

Wartawan heroik itu juga sempat memberontak dan dilaporkan mengatakan kepada para penjaga, "Saya tidak akan pernah bekerja sama dengan Anda".

Roshchyna bekerja untuk organisasi media digital Hromadske TV di antara media lainnya.

Halaman Selanjutnya

"Laring dapat menjadi bukti penting dalam kasus pencekikan. Ketika seseorang dicekik, tulang hyoid (di leher) sering patah," kata ahli tersebut, yang menyembunyikan identitasnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |