Jakarta, VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong dunia usaha untuk memaksimalkan likuiditas pasar keuangan guna menarik investasi ke Tanah Air. Pemanfaatan likuiditas tersebut bertujuan untuk memperkuat daya beli masyarakat dan mempercepat perputaran ekonomi.
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang telah menyediakan likuiditas ke sistem perekonomian. Namun, Anindya menekankan pentingnya upaya untuk mengonversi likuiditas tersebut menjadi investasi nyata di lapangan.
“Tantangan terbesar adalah bagaimana bisa mengonversi likuiditas di atas menjadi likuiditas di lapangan. Karena perputaran uang terjadi karena adanya spending dan pergerakan ekonomi. Jadi konversi ini harus dilakukan secepat mungkin,” kata dalam pernyataan di Jakarta, Jumat, 10 Oktober 2025.
Lebih lanjut menurut dia, selain investasi riil, upaya pendalaman pasar modal agar lebih banyak perusahaan nasional dapat melakukan penawaran umum (listing) di bursa. Langkah ini diyakini bisa memperluas akses pembiayaan dan memperkuat ekosistem investasi nasional.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
“Pasar modal adalah salah satu cara untuk risk financing. Kalau likuiditas keuangan sudah ada dan pembiayaan berbasis ekuitas juga kuat, seharusnya ekonomi bisa berjalan dengan baik,” ujar Anindya lagi.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan penempatan Rp200 triliun dana pemerintah ke bank anggota Himbara mengubah pandangan terhadap kondisi fiskal nasional, yang kini dianggap memiliki cadangan uang melimpah.
"Tiba-tiba mengubah image fiskal kita tadinya 'gak' punya duit sekarang kebanyakan duit," kata Purbaya di Jakarta, Kamis (9/10).
Purbaya menyampaikan pengalihan uang tersebut ke bank Himbara memberikan banyak manfaat terhadap perekonomian, seperti meningkatkan likuiditas, memacu konsumsi dan investasi, serta menumbuhkan kredit.
Ia mengungkapkan dari laporan bank penerima dana tersebut, realisasi serapan likuiditas yang telah disalurkan kini mencapai Rp112,4 triliun atau 56 persen.
Rinciannya yakni Bank Mandiri sudah menyalurkan Rp40,6 triliun dari Rp55 triliun yang diterima, BRI Rp33,9 triliun dari total anggaran yang diterima Rp55 triliun, serta BNI sudah menyalurkan Rp27,6 triliun dari total dana yang diterima Rp55 triliun. (Ant)