Jakarta, VIVA – Saat melintasi jalan tol di tengah cuaca ekstrem, keselamatan menjadi prioritas utama bagi setiap pengemudi.
Hujan deras di jalan berpotensi membuat visibilitas pengemudi menjadi minim, seperti kejadian di video yang beredar di media sosial baru-baru ini.
Dikutip dari laman Instagram @aboutdkj, nampak sejumlah pengemudi mobil berhenti di bahu jalan tol sambil menyalakan lampu hazard.
Tindakan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap hujan deras yang mengguyur dan menyebabkan visibilitas sangat terbatas.
Tidak hanya itu, dalam tayangan juga tampak beberapa pengemudi memilih untuk tetap melanjutkan perjalanan secara perlahan, masih dengan lampu hazard menyala, guna memberikan sinyal kepada pengendara lain di tengah derasnya hujan.
Fenomena ini menjadi perbincangan di kolom komentar, terutama soal apakah tindakan tersebut sesuai dengan prinsip keselamatan berkendara di jalan tol.
"Kalo di luar, berhenti di bahu jalan, justru aman.
Tp kalo di Indo, keputusan berhenti di bahu jalan dalam kondisi clear visibility aja gak jamin aman dan selamat, apalagi dalam kondisi low visibility gini. Jadi mirip Russian Roulette. Nunggu arisan. Serem," kata satu netizen.
"Ini persis hujan di Cipularang hari Minggu siang kemarin. Tapi kalo saya pilih tetap bergerak, atur kecepatan sesuai kemampuan jarak pandang, dan sangat menjaga jarak ke mobil depan dan belakang. CMIIW. Ditulis dengan santun, dan nada bicara yang lemah lembut," tulis netizen.
"Bingung juga klo kondisi gini, lebih baik stop?
Atau tetap jalan pelan sambil jaga jarak sejauh mungkin? Klo stop kayaknya lebih bahaya," kata satu netizen.
"Loh katanya gak boleh pake Hazard kalo hujan deras. Jadi yg bener yg mana?," tulis warganet lainnya.
Menanggapi situasi tersebut, Sony Susmana, Safety Driving Consultant Indonesia menyampaikan bahwa bahu jalan tol bisa digunakan apabila pengemudi mengalami kondisi darurat.
“Kami bisa pahami bahwa bahu jalan untuk darurat itu bisa dimanfaatkan pada kondisi-kondisi seperti di video,” ujarnya saat dihubungi VIVA.
Sony menjelaskan bahwa cuaca ekstrem seperti hujan deras, visibilitas yang minim, hingga angin samping yang mengganggu merupakan kombinasi kondisi yang tidak semua pengemudi mampu hadapi.
“Langkah yang paling benar adalah berhenti di bahu jalan dan menyalakan lampu hazard,” tambahnya.
Ia juga menyebutkan bahwa jika kondisi hujan mulai mereda, pengemudi boleh melanjutkan perjalanan dengan kecepatan 5–10 km/jam menuju rest area terdekat, tentunya tetap dengan kewaspadaan tinggi.
Halaman Selanjutnya
"Bingung juga klo kondisi gini, lebih baik stop?Atau tetap jalan pelan sambil jaga jarak sejauh mungkin? Klo stop kayaknya lebih bahaya," kata satu netizen.