VIVA – Popularitas pemain Timnas Indonesia kembali menyedot perhatian dunia. Kali ini bukan dari Asia, melainkan dari Eropa.
Media kenamaan Italia, Gianluca Di Marzio, melontarkan kritik tajam terhadap fenomena masifnya dukungan publik Indonesia terhadap para pemain nasional, khususnya di media sosial.
Dalam artikelnya yang diunggah di situs resmi mereka, Gianluca Di Marzio menyoroti tingginya interaksi digital yang diterima para pemain Timnas Indonesia, terutama sang kapten, Jay Idzes, yang dinilai tidak sebanding dengan prestasi profesional di level internasional.
"Indonesia dan sepak bola. Pasangan yang tidak membangkitkan emosi besar di kalangan penggemar sepak bola dunia. Namun, di Indonesia, sepak bola adalah hal serius yang harus dirayakan dan dibagikan sebanyak-banyaknya," tulis media tersebut.
Jay Idzes, bek tangguh yang kini bermain untuk Venezia di Serie A Italia, menjadi sorotan utama dalam laporan tersebut. Meski belum dikenal luas di tanah Italia, jumlah pengikutnya di Instagram mencapai lebih dari 2,6 juta orang. Fakta ini membuat media Italia tersebut terperangah.
“Sebuah profil yang tidak begitu dikenal di negara kami, namun memiliki 2,6 juta pengikut di Instagram. Bintang sungguhan,” tulis mereka dengan nada menyindir.
Selain Idzes, nama Marselino Ferdinan juga ikut disinggung. Penampilannya melawan Arab Saudi pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, di mana ia mencetak dua gol, disebut sebagai momentum yang melejitkan popularitasnya secara digital.
Namun di balik sorotan positif tersebut, Gianluca Di Marzio mengangkat sisi lain yang dianggap sebagai ‘efek samping’ ketenaran. Beberapa pemain disebut merasa tertekan oleh fanatisme suporter Indonesia yang dinilai berlebihan. Bahkan, kehidupan pribadi mereka kerap terganggu karena sorotan publik yang masif.
“Popularitas ini merampas privasi pemain dan keluarganya. Bahkan aktivitas sehari-hari pun bisa terganggu,” tulis laporan itu.
Salah satu kritik utama dalam artikel tersebut adalah ketimpangan mencolok antara ketenaran di media sosial dan pencapaian profesional para pemain Timnas. “Semua anggota Timnas Indonesia memiliki jutaan pengikut, meski belum menunjukkan kesuksesan signifikan di panggung dunia,” tulis mereka.
Meski begitu, media asal Italia itu juga mengakui bahwa menjadi pesepakbola di Indonesia adalah pedang bermata dua. Di satu sisi menjadi kebanggaan, namun di sisi lain datang bersama tekanan besar.
“Menjadi pesepakbola di Indonesia mendatangkan banyak kehormatan, namun juga beban yang tak ringan,” tulis Gianluca Di Marzio dalam penutup artikelnya.
Di tengah ramainya sorotan dan kritik, kabar terbaru datang dari pelatih anyar Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, yang resmi memanggil Jay Idzes untuk memperkuat skuad Garuda. Idzes dijadwalkan tampil dalam laga penting kontra Tiongkok pada 5 Juni 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Laga ini akan menjadi pembuktian, apakah ketenaran Jay Idzes di media sosial bisa berbanding lurus dengan kontribusinya di atas lapangan.
Halaman Selanjutnya
Meski begitu, media asal Italia itu juga mengakui bahwa menjadi pesepakbola di Indonesia adalah pedang bermata dua. Di satu sisi menjadi kebanggaan, namun di sisi lain datang bersama tekanan besar.