Mengenal Fashion Eco-Friendly Pakai Teknologi AI, Efektif Kurangi Limbah

4 hours ago 2

Selasa, 4 Maret 2025 - 20:46 WIB

Jakarta, VIVA – Industri fashion di Indonesia terus berkembang pesat, menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan terbesar di Asia Tenggara. 

Namun, di balik pesatnya pertumbuhan ini, muncul tantangan besar terkait dampak lingkungan. Mayoritas produk fashion di pasar massal masih menggunakan bahan polyester, yang membutuhkan lebih banyak air, bahan kimia, dan energi dalam proses produksinya serta sulit terurai di alam. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Tren global menunjukkan peningkatan kesadaran akan fashion berkelanjutan, tetapi di Indonesia, penerapan konsep ini masih terbatas.

"Sebagian besar industri fashion masih bergantung pada polyester karena biayanya lebih murah, tetapi ini memberikan dampak lingkungan yang besar. Kami ingin membuktikan bahwa menciptakan produk fashion yang eco-friendly tidak harus mahal," ujar Malik Thariani, Co-Founder dan Director TONIQUE, dalam keterangannya, dikutip Selasa 4 Maret 2025.

Malik lebih laniut mengatakan, produknya yang eco-friendly menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam proses desain fashion dan grafis. Dengan otomasi dalam pembuatan pola pakaian, desain sampel, dan pengolahan material, mereka terus mencari solusi baru untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi limbah produksi.

“Kami ingin mengubah paradigma bahwa produk berkelanjutan itu hanya untuk kalangan tertentu. Di TONIQUE, kami menghadirkan pakaian yang fashionable, terjangkau, dan tetap mengedepankan nilai keberlanjutan,” tuturnya.

Selain itu, penggunaan bahan katun dalam produk mereka juga diklaim mampu menghemat hingga 2.000 liter air dalam proses produksinya dibandingkan dengan produk berbahan polyester.

Sebagai informasi, TONIQUE didirikan oleh Malik Thariani, bersama dengan Co-Founder, Monica Suseno, serta rekannya Smejo Chacko. Mereka berbagi visi yang sama, menciptakan fashion berkelanjutan yang bisa diakses oleh semua orang.

"Kami melihat adanya celah di industri fashion Indonesia. Kesadaran terhadap fashion berkelanjutan belum seketat di Eropa, tetapi kami percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari sekarang. Kami ingin menginspirasi industri ini bahwa menciptakan produk yang ramah lingkungan itu mungkin dan tidak mahal," kata Smejo Chacko, Komisaris TONIQUE.

Mulai Maret 2025, brand ini akan meluncurkan inisiatif One Tree Per Order, di mana satu pohon akan ditanam untuk setiap pembelian yang dilakukan oleh pelanggan.

Halaman Selanjutnya

Selain itu, penggunaan bahan katun dalam produk mereka juga diklaim mampu menghemat hingga 2.000 liter air dalam proses produksinya dibandingkan dengan produk berbahan polyester.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |