Madinah, VIVA – Setiap kali beribadah haji atau umrah, kurma menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman di Tanah Suci. Buah khas ini mudah ditemui di berbagai sudut kota suci, mulai dari toko oleh-oleh hingga pasar tradisional, dan hampir selalu menjadi pilihan utama untuk dibawa pulang sebagai buah tangan. Di antara berbagai jenisnya, kurma Ajwa asal Madinah menempati tempat istimewa di hati para jemaah.
Pekerja lagi memetik buah kurma di perkebunan Castle Farms di Madinah, Arab Saud
Photo :
- Syahdan Nurdin/MCH 2025
Dalam suasana itulah, VIVA bersama Tim Media Center Haji 2025 mendapat kesempatan menyusuri langsung kebun dan pabrik kurma milik Castle Farms di Madinah, salah satu produsen kurma premium terkemuka di Arab Saudi.
Kunjungan ini memperlihatkan bagaimana pohon-pohon kurma tumbuh di lahan seluas 200 hektare yang telah dikelola turun-temurun selama lebih dari 60 tahun. Sebagian pohon sudah berbuah, sementara lainnya masih tertutup kain pelindung untuk menjaga buah dari panas ekstrem dan gangguan burung.
Madani, Production Manager Castle Farms di Perkebunan Kurma di Madinah
Photo :
- Syahdan Nurdin/MCH 2025
Kebun kurma Castle Farms memiliki ribuan pohon yang mayoritas berusia di atas delapan tahun. Rata-rata usia produktif pohon di sini sudah mencapai 12 tahun, dan mulai menghasilkan buah sejak berumur lima tahun. Setelah itu, pohon akan dipanen sekali setiap tahun. Untuk masa tanam saat ini, proses panen sudah dilakukan sebanyak lima kali. Dengan pemeliharaan yang konsisten, pohon-pohon ini terus menunjukkan produktivitas optimal dari tahun ke tahun.
Perjalanan berlanjut ke pabrik Castle Farms yang terintegrasi dengan kebun. Di sana tempat kurma Ajwa diproses—mulai dari peyimpanan, pemilihan, pembersihan dengan mesin, penyortiran menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI), hingga pengepakan dalam kardus untuk didistribusikan ke berbagai negara. Pabrik ini menggunakan mesin AI pertama di kawasan Madinah yang mampu memindai kurma secara 360 derajat demi menjamin kualitas tanpa cela.
Production Manager Castle Farms, Madani, menegaskan bahwa seluruh kurma yang diproduksi bersifat organik, tanpa campuran bahan kimia, dan diproses secara alami. “Kami tidak melakukan pemrosesan kimia. Kurma datang dari pohon langsung ke gudang penyimpanan, lalu ke proses pemolesan, sortir AI, dan pengemasan. Semua bertujuan menjaga kualitas tertinggi bagi klien kami,” ujar Madani, Selasa (24/6/2025),
Proses sortir kurma ajwa Castle Farms dengan teknologi canggih
Photo :
- Syahdan Nurdin/MCH 2025
Salah satu pasar terbesar Castle Farms adalah Indonesia, yang setiap tahun mengimpor lebih dari 1.000 metrik ton kurma Ajwa dari Madinah. “Alhamdulillah pasar Indonesia terus meningkat. Karena kualitasnya bagus, orang percaya pada kami,” kata Madani.
Kurma Castle Farms kini telah masuk ke berbagai jaringan supermarket nasional dan juga dipasarkan di Malaysia, Singapura, bahkan mulai menembus pasar China. Untuk memenuhi preferensi lokal, Castle Farms juga memiliki unit kemasan ulang di Indonesia.
Meski menghadapi tantangan iklim ekstrem dan ancaman hama, Madani memastikan kebun tetap produktif. “Selama 60 tahun kami tidak pernah mengalami gagal panen, hanya fluktuasi produksi karena faktor cuaca,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa pohon-pohon dilindungi dengan kain khusus untuk menghindari sengatan matahari yang bisa membakar kulit kurma, serta untuk mengurangi serangan burung.
Pekerja sedang menyortir kurma ajwa di Castle Farms Madinah
Photo :
- Syahdan Nurdin/MCH 2025
Dari sisi tanggung jawab sosial, Castle Farms tengah memulai inisiatif pemberdayaan perempuan untuk bekerja di kebun dan pabrik mereka. Sementara dari sisi bisnis, puncak penjualan mereka terjadi selama bulan Ramadan, ketika permintaan kurma melonjak tajam. Namun di luar itu, tren konsumsi kurma kini meluas di kalangan non-Muslim sebagai bagian dari gaya hidup sehat global.
Menurut Madani, dengan kombinasi tradisi, teknologi modern, dan komitmen pada mutu, Castle Farms membuktikan bahwa kurma bukan sekadar buah, tetapi juga simbol kualitas, keberlanjutan, dan nilai ekspor unggulan dari Madinah untuk dunia.
Halaman Selanjutnya
Source : Syahdan Nurdin/MCH 2025