Vatikan, VIVA – Para Kardinal yang saat ini berkumpul di Vatikan telah sepakat untuk memulai konklaf pemilihan Paus baru pada 7 Mei 2025. Keputusan ini diambil pada Senin, 28 April 2025 waktu setempat dalam Kongregasi Umum kelima yang dihadiri oleh sekitar 180 kardinal, lebih dari seratus di antaranya adalah kardinal elektor yang dimana mereka memiliki hak suara dalam pemilihan.
Konklaf akan digelar di tempat yang sangat bersejarah, yaitu Kapel Sistina yang selama proses berlangsung akan ditutup sepenuhnya dari kunjungan umum. Semua mata kini tertuju ke Vatikan, menantikan siapa yang akan dipilih menjadi penerus Takhta Suci.
Para kardinal memasuki Kapel Sistina sebelum konklaf pada bulan Maret 2013
Bagaimana Jalannya Konklaf?
Sebelum konklaf benar-benar dimulai, para Kardinal elektor akan mengadakan sebuah Misa khusyuk yang disebut Misa Pro Eligendo Papa (Misa untuk Memilih Paus). Misa ini menjadi momen penting untuk memohon bimbingan Roh Kudus agar proses pemilihan berjalan dengan jujur dan penuh kebijaksanaan.
Pada sore harinya, para kardinal dengan penuh kekhidmatan akan berbaris menuju Kapel Sistina. Di sana, satu per satu mereka akan mengucapkan sumpah setia. Mereka berjanji bahwa jika terpilih menjadi Paus, mereka akan melaksanakan tugas suci tersebut dengan sepenuh hati. Mereka juga berjanji untuk menjaga kerahasiaan semua hal yang terjadi selama konklaf dan tidak akan membiarkan adanya campur tangan dari pihak luar.
Setelah semua kardinal mengambil sumpah, terdengarlah seruan tradisional "Extra omnes!", yang berarti "semua orang selain yang berwenang harus keluar." Kapel Sistina pun benar-benar dikosongkan, hanya menyisakan para pemilih dan satu pendeta yang akan memberikan meditasi terakhir sebelum pemilihan dimulai.
Meditasi ini mengingatkan para Kardinal akan beratnya tanggung jawab yang mereka emban. Usai meditasi, pendeta itu pun keluar, dan barulah konklaf resmi dimulai.
Aturan Ketat Selama Konklaf
Selama konklaf berlangsung, para Kardinal elektor akan benar-benar terputus dari dunia luar. Mereka dilarang mengirim pesan, menerima telepon, membaca surat kabar, bahkan mendengarkan siaran radio atau televisi. Semuanya dilakukan demi menjaga kemurnian proses pemilihan dan menghindari pengaruh dari pihak manapun.
Seluruh proses pemungutan suara hanya berlangsung di dalam Kapel Sistina. Jika pemungutan suara dimulai pada sore hari pertama, akan diadakan satu kali pemungutan. Setelah itu pada hari-hari berikutnya, akan dilakukan dua kali pemungutan suara di pagi hari dan dua kali di sore hari.
Untuk seorang kandidat bisa terpilih sebagai Paus, ia harus mendapat mayoritas dua pertiga suara dari total jumlah kardinal elektor yang hadir. Jika jumlah pemilih tidak bisa dibagi tiga secara pas, maka ada sedikit penyesuaian dalam perhitungannya.
Setiap surat suara yang telah dihitung, entah berhasil atau belum menentukan Paus baru akan langsung dibakar. Jika hasilnya belum menentukan, cerobong asap di atas Kapel Sistina akan mengepulkan asap hitam sebagai tanda bahwa dunia harus menunggu lebih lama.
Namun jika seorang Paus berhasil terpilih, asap putih akan melambung tinggi yang menjadi pertanda jika Paus baru akan disambut dengan sukacita oleh umat Katolik di seluruh dunia.
Halaman Selanjutnya
Aturan Ketat Selama Konklaf