Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump melontarkan candaan bahwa ia ingin menjadi paus berikutnya, menggantikan Paus Fransiskus, yang wafat pada 21 April lalu.
Diketahui, saat ini Gereja Katolik bersiap untuk memilih pemimpinnya setelah kematian Paus Fransiskus.
"Saya ingin menjadi paus. Itu akan menjadi pilihan nomor satu saya. Saya tidak tahu. Saya tidak punya preferensi. Harus saya katakan, kami memiliki seorang kardinal dari tempat bernama New York yang sangat bagus. Jadi, kita lihat saja apa yang terjadi," kata Trump, dikutip dari ANews, pada Rabu, 30 April 2025.
Paus Fransiskus menerima kunjungan keluarga Donald Trump di Vatican (24/5/2017).
Sebelumnya, Vatikan mengumumkan pada hari Senin, 28 April 2025, bahwa para kardinal dari seluruh dunia akan bertemu bulan depan dalam sebuah konklaf rahasia untuk memilih paus berikutnya.
Pertemuan tertutup tersebut akan dimulai pada 7 Mei 2025, di dalam Kapel Sistina dan akan dihadiri oleh 135 kardinal.
Proses pemilihan, yang berakar pada tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad, dilakukan setelah Fransiskus meninggal.
Selain itu, tidak ada jadwal resmi mengenai berapa lama konklaf akan berlangsung, meskipun dua pemilihan paus sebelumnya, pada tahun 2005 dan 2013, masing-masing diselesaikan dalam waktu dua hari.
Bagaimana Paus Baru Dipilih? Ini Fakta Menarik Seputar Konklaf di Vatikan
Pemilihan Paus dalam Gereja Katolik adalah salah satu proses pemilihan pemimpin agama yang paling unik dan penuh tradisi di dunia.
VIVA.co.id
30 April 2025