Pelestarian Orang Utan Bagian Tanggung Jawab Ekologis Perusahaan

3 hours ago 2

Senin, 30 Juni 2025 - 21:09 WIB

Jakarta, VIVA - Holding Perkebunan PTPN III (Persero) melalui Sub Holding PTPN IV PalmCo sebagai perusahaan yang mengelola sawit, kini memperluas kontribusinya pada bidang konservasi di tengah ancaman krisis habitat satwa liar di hutan tropis Kalimantan dengan mendukung program rehabilitasi orang utan Kalimantan yang terancam punah.

Direktur Utama PTPN IV Palmco, Jatmiko Santosa mengatakan PalmCo mendukung proses rehabilitasi penuh bagi sejumlah orang utan bersama kemitraan dengan lembaga konservasi. Kini, ada tiga orang utan bernama Oka, Christina dan Zahri yang ditemukan dalam kondisi memprihatinkan, sebagian merupakan korban pemeliharaan ilegal, perdagangan hingga perampasan habitat.

“Langkah ini adalah salah satu bagian dari komitmen kami untuk menjadikan keberlanjutan sebagai aksi nyata yang berdampak pada lingkungan dan spesies asli Indonesia,” kata Jatmiko dikutip pada Senin, 30 Juni 2025.

Ilustrasi-Orangutan

Photo :

  • ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Menurut dia, pelestarian spesies seperti orang utan harus dipandang sebagai bagian dari tanggung jawab ekologis perusahaan, bukan sekadar kegiatan filantropi. Program konservasi yang didukung PalmCo mencakup tahapan panjang dan kompleks. Orang Utan seperti Oka dan Christina harus menjalani karantina, pemeriksaan medis, hingga proses rehabilitasi yang dikenal sebagai Sekolah Hutan. 

“Di sinilah mereka diajarkan kembali cara memanjat, mencari makanan alami, mengenali bahaya, dan hidup mandiri. Proses ini bisa memakan waktu hingga delapan tahun, sebelum mereka benar-benar siap untuk dilepasliarkan ke habitat alami yang aman dan terlindungi,” jelas dia.

Kata dia, kontribusi PalmCo terhadap upaya konservasi ini tak berdiri sendiri. Dalam skala yang lebih luas, perusahaan ini telah menguatkan posisinya sebagai pelaku industri yang serius dalam penerapan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Pada Oktober 2024, PTPN IV PalmCo dinobatkan sebagai perusahaan dengan peringkat ESG tertinggi kedua di dunia dalam sektor kelapa sawit, menurut pemeringkatan S&P Global Corporate Sustainability Assessment (CSA).

“Bagi kami, ESG tentang kepatuhan dan meletakkan masa depan industri ini di atas pondasi yang lestari,” ungkapnya.

Maka dari itu, Jatmiko mengatakan PalmCo ke depan juga tengah menyiapkan dukungan lanjutan terhadap inisiatif konservasi dan restorasi habitat bekerjasama Kembali dengan BOS Foundation. Selain itu, PalmCo secara bertahap mengintegrasikan penggunaan energi terbarukan melalui fasilitas biogas, serta memperkuat pelibatan masyarakat sekitar dalam menjaga ekosistem.

"Kolaborasi dengan lembaga konservasi ini diharapkan menjadi model yang bisa direplikasi oleh pelaku industri lain bahwa antara produksi dan pelestarian, tak perlu ada dikotomi. Karena dari kebun yang ditanam manusia dengan niat baik, semoga kita bisa ikut memulihkan masa depan alam, Insya Allah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

“Bagi kami, ESG tentang kepatuhan dan meletakkan masa depan industri ini di atas pondasi yang lestari,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |