Jakarta, VIVA – Pengamat Timur Tengah Faisal Assegaf menilai serangan Amerika Serikat (AS) ke fasilitas nuklir Iran bukan bagian dari strategi militer besar, melainkan manuver politik Presiden Donald Trump untuk menyelamatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang disebutnya tengah terdesak akibat kekalahan di medan perang.
"Ini adalah taktik Trump untuk menyelamatkan wajah Netanyahu karena hakikatnya Israel sudah kalah," kata Faisal dalam pernyataan yang dikutip dari tvOne, Minggu 22 Juni 2025.
Menurutnya, kehancuran kota-kota penting Israel seperti Tel Aviv dan Haifa akibat serangan balasan Iran telah mengubah persepsi global soal dominasi militer Israel. Ia bahkan menyebut kondisi Tel Aviv saat ini tak ubahnya Gaza atau Rafah.
"Tel Aviv, Haifa juga luluh lantak. Siapa yang pernah membayangkan Tel Aviv seperti Gaza atau Khan Younis atau Rafah," ungkap Faisal.
Serangan rudal Iran 4 jam setelah serangan AS, termasuk peluncuran Khorramshahr-4 atau Khaibar Shekan, rudal jarak jauh paling mematikan milik Teheran, menjadi sinyal kuat bahwa Israel tak lagi berada dalam posisi dominan.
"Itu pertama kali (Iran) menggunakan peluru kendali paling mematikannya. Khorramshahr-4 atau Khaibar Shekan," ungkap Faisal.
Faisal juga menyebut serangan AS kali ini hanyalah tindakan simbolik, karena terbukti segera setelah serangan tersebut dilancarkan, Trump menyebut "Ayo segera hentikan perang kembali ke meja perundingan".
Selain itu, menurut Faisal, serangan itu justru menjadi bukti bahwa Washington telah terlibat langsung dalam konflik tanpa dukungan legal formal dari dalam negeri.
"Saya kira ini memasuki babak eskalasi baru. Amerika sudah terlibat intervensi militer walaupun ditentang oleh kongres, tidak ada mandat kongres,” katanya.
Dalam pandangan Faisal, strategi AS ini bukan hanya gagal menghentikan serangan Iran, tapi berpotensi memperluas konflik.
Apalagi, Iran masih memiliki tiga opsi balasan: menutup Selat Hormuz, menghantam pangkalan militer AS di Timur Tengah, atau keluar dari perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Sebelumnya, Trump mengklaim keberhasilan operasi militer AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.
"Saya akan menyampaikan pidato pada pukul 10:00 P.M. (09:00 WIB), di Gedung Putih, perihal operasi militer kami yang sangat sukses di Iran. Ini adalah MOMEN BERSEJARAH BAGI AMERIKA SERIKAT, ISRAEL, DAN DUNIA," tulis Trump di platform Truth Social miliknya.
Setelah serangan AS terhadap Iran tersebut, Trump menyatakan bahwa Teheran harus setuju untuk "mengakhiri perang ini".
"SEKARANG IRAN HARUS SETUJU UNTUK MENGAKHIRI PERANG INI. TERIMA KASIH!" kata Trump di media sosial itu, yang mulai mengalami gangguan menyusul pengumuman serangan tersebut.
Halaman Selanjutnya
"Saya kira ini memasuki babak eskalasi baru. Amerika sudah terlibat intervensi militer walaupun ditentang oleh kongres, tidak ada mandat kongres,” katanya.