Beijing, VIVA – Divisi otomotif Xiaomi menghadapi tantangan berat seiring penurunan penjualan mobil listriknya selama tiga minggu berturut-turut, berdasarkan data registrasi asuransi dari Asosiasi Diler Mobil Tiongkok.
Penjualan kendaraan Xiaomi, termasuk model SU7 dan SU7 Ultra, anjlok dari 7.200 unit pada minggu ke-16 menjadi 5.200 unit pada minggu ke-19 tahun 2025. Khususnya, penjualan model SU7 standar turun dari 6.700 unit menjadi 4.700 unit per minggu.
Dikutip VIVA Otomotif dari Carnewschina, Minggu 18 Mei 2025, penurunan ini terjadi di tengah krisis kepercayaan publik akibat sejumlah kontroversi yang melanda perusahaan.
Kontroversi yang Memicu Krisis
1. Kap Mesin Karbon SU7 Ultra
Xiaomi memasarkan kap mesin karbon opsional untuk SU7 Ultra seharga 42.000 yuan (sekitar Rp92 juta) dengan klaim memiliki “saluran udara ganda untuk mendinginkan hub roda.” Namun, konsumen menemukan bahwa kap ini tidak memiliki fungsi pendinginan seperti yang dijanjikan dan hanya mengurangi bobot sebesar 1,3 kg dibandingkan kap aluminium standar.
2. Pembatasan Daya Mesin
Pembaruan perangkat lunak (OTA) pada Mei membatasi tenaga maksimum SU7 Ultra dari 1.548 hp menjadi 900 hp. Konsumen harus memenuhi metrik performa tertentu di lintasan untuk membuka tenaga penuh. Hal ini bertentangan dengan promosi awal Xiaomi yang menonjolkan kecepatan maksimum 350 km/jam dan mengklaim SU7 Ultra sebagai “mobil sedan tercepat di dunia.”
3. Masalah Keselamatan
Akhir Maret lalu, sebuah SU7 Ultra berwarna kuning mengalami kecelakaan saat melaju kencang, diikuti oleh insiden lain di jalan raya yang menggemparkan publik Tiongkok. Insiden ini mendorong Xiaomi untuk memprioritaskan langkah-langkah keselamatan.
Reaksi Publik dan Tuntutan Hukum
Kontroversi ini memicu kemarahan publik:
1. Lebih dari 30 calon pembeli SU7 Ultra melakukan protes di pusat pengiriman Beijing dengan spanduk yang menyebut Xiaomi melakukan “iklan palsu.”
2. Sekitar 300 pemilik membentuk kelompok perlindungan hak konsumen, menuntut “pengembalian dana plus kompensasi tiga kali lipat.”
3. Sejumlah pelanggan telah menyewa pengacara untuk mengajukan gugatan class action.
Analis industri mencatat bahwa lebih dari 50% pembeli SU7 Ultra adalah pembeli pertama mobil dengan harga di atas 500.000 yuan (sekitar Rp1,1 miliar), sehingga mereka sangat sensitif terhadap spesifikasi performa dan klaim pemasaran.
Respons Regulasi di Tiongkok
1. Krisis ini memicu tindakan regulasi yang lebih luas di industri kendaraan listrik Tiongkok:
2. Awal April, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok menerbitkan persyaratan baru untuk keselamatan baterai.
3. Pertengahan April, kementerian menindak klaim pemasaran tentang “pengemudian otonom tingkat tinggi,” mendorong banyak produsen mengganti istilah tersebut menjadi “bantuan pengemudi.”
4. Pada 8 Mei, kementerian mulai mengumpulkan masukan untuk standar nasional wajib terkait gagang pintu mobil.
Langkah Xiaomi dan Tantangan ke Depan
Xiaomi telah meminta maaf dan menghentikan sementara pembaruan kontroversial tersebut, menawarkan kompensasi berupa 20.000 poin kepada pelanggan yang terdampak. Namun, banyak konsumen tetap tidak puas dan menuntut pengembalian dana penuh tanpa penalti.
Halaman Selanjutnya
Reaksi Publik dan Tuntutan Hukum