Pesawat MiG-41, Jet Hipersonik Rusia yang Disebut Bisa Kejar Rudal dan Satelit di Luar Angkasa

5 hours ago 2

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 02:22 WIB

Moskow, VIVA – Rusia tengah mendorong batas kemampuan teknologi militernya melalui proyek ambisius jet tempur hipersonik MiG-41.

Pesawat ini disebut-sebut sebagai penerus MiG-31 Foxhound yang legendaris, dan digadang-gadang mampu terbang hingga ke batas luar angkasa untuk mengejar rudal maupun satelit orbit rendah.

Menurut laporan Army Recognition, MiG-41 dikembangkan di bawah program PAK-DP (Prospective Air Complex for Long-Range Interception).

Tujuan utama proyek ini adalah menciptakan pesawat tempur generasi baru yang mampu menghadapi ancaman modern seperti rudal hipersonik, pesawat siluman canggih, hingga target orbit rendah.

Kecepatan Hipersonik dan Desain Masa Depan

Klaim paling mencolok dari proyek MiG-41 adalah kecepatannya. Pesawat ini disebut mampu melesat hingga Mach 4 hingga Mach 4,3, atau lebih dari 5.000 kilometer per jam. Jika benar, kecepatannya jauh melampaui jet tempur operasional manapun saat ini, termasuk F-22 Raptor milik Amerika Serikat.

Dilansir dari The National Security Journal, MiG-41 bahkan dikatakan mampu terbang di ketinggian hingga 50.000 meter, yang berarti nyaris menyentuh lapisan luar atmosfer Bumi.

Dengan kemampuan tersebut, jet ini diproyeksikan dapat melaksanakan misi antisatelit dan intersepsi rudal hipersonik di orbit rendah.

Namun, para analis menilai klaim tersebut terlalu ambisius. Salah satu tantangan utama adalah daya tahan material pesawat terhadap panas ekstrem yang dihasilkan pada kecepatan hipersonik.

Selain itu, sistem mesin dan pendingin juga menjadi tantangan besar karena harus beroperasi stabil pada ketinggian ekstrem.

Petarung Multi-Peran

Selain kecepatan, MiG-41 dirancang sebagai pesawat multi-peran dengan kemampuan komando dan kendali di udara. Dikutip dari Interesting Engineering, pesawat ini disebut akan dilengkapi radar generasi baru, avionik canggih, serta kemampuan mengontrol drone pendamping atau loyal wingman di medan pertempuran.

Desainnya juga direncanakan memiliki versi tak berawak (unmanned) yang memungkinkan misi berisiko tinggi tanpa keterlibatan langsung pilot. Dengan begitu, MiG-41 bukan hanya berfungsi sebagai interceptor cepat, tetapi juga sebagai pusat jaringan udara yang mampu mengoordinasikan berbagai sistem tempur di sekitarnya.

Ambisi Besar, Realisasi Masih Tanda Tanya

Meski desain eksternal MiG-41 disebut telah selesai, banyak pengamat meragukan jadwal pengembangan yang dinilai terlalu optimistis. Beberapa laporan menyebutkan uji terbang perdana akan dilakukan dalam beberapa tahun mendatang, dengan produksi terbatas direncanakan sekitar awal 2030-an.

Halaman Selanjutnya

Menurut The National Interest, tantangan utama Rusia adalah keterbatasan industri dalam memproduksi material tahan panas, avionik generasi baru, serta mesin dengan dorongan tinggi yang konsisten di kecepatan Mach 4.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |