Petani Wajib Tahu, Panen Sawit Kini Bisa Diatur dari Genggaman Tangan

6 hours ago 1

Sabtu, 17 Mei 2025 - 08:27 WIB

Jakarta, VIVATeknologi berperan besar untuk mewujudkan industri kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia, seperti mengontrol penggunaan pupuk sesuai dosis, menentukan jumlah tenaga kerja, hingga menentukan jadwal panen.

Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Achmad Maulizal Sutawijaya, mengaku memiliki komitmen kuat untuk mendukung penerapan teknologi guna mewujudkan industri kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia melalui beberapa cara.

Mulai dari mendukung penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas industri sawit (pengembangan teknologi), serta membantu meningkatkan penggunaan mesin dan peralatan modern untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kualitas hasil panen (mekanisasi dan otomatisasi).

Kemudian, mendukung penerapan teknologi digital, seperti sistem informasi manajemen dan aplikasi mobile, untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan perkebunan sawit (digitalisasi), dan juga mendukung pengembangan dan penerapan teknologi yang ramah lingkungan.

“Kami berperan penting dalam meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri sawit Indonesia melalui penerapan teknologi,” jelasnya. Pengoptimalan teknologi juga bisa sangat komprehensif dan mencakup berbagai macam modul.

Indonesia Sustainability Lead, Group Sustainability Wilmar International, Pujuh Kurniawan mengatakan, modul-modul tersebut mulai dari modul manajemen, modul pemupukan, modul pengelolaan biaya produksi, modul traceability, hingga modul penghitungan untung-rugi.

“Teknologi kami sudah sangat komprehensif. Jadi, kalau mau bicara soal keberlanjutan itu harus dilihat dari sisi profit, people, and environment,” papar dia. Dalam hal keberlanjutan usaha atau profitabilitas, maka teknologi yang digunakan lebih mencakup ke aspek manajemen dan efisiensi.

Nah, kata Pujuh, teknologi-teknologi tersebut akan berorientasi pada peningkatan produktivitas dan pendapatan sekaligus menekan biaya operasional. Bicara keberlanjutan lingkungan, ia mengaku bisa melakukan monitoring untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

"Jadi, misalnya, kita aplikasikan hotspot monitoring system, maka kalau ada kebakaran maka akan ada bunyi notifikasi. Langsung pop-up, ada titiknya, bisa langsung ke lokasi," katanya.

Berdasarkan catatan GAPKI (2025), areal perkebunan sawit Indonesia mencapai 16,38 juta hektare dan menghasilkan produksi minyak sawit mencapai 52,76 juta ton.

Pangsa produksi minyak sawit Indonesia mencapai 58 persen dari produksi minyak sawit dunia. Di tengah permintaan pasar yang terus meningkat, industri kelapa sawit memiliki tantangan untuk meningkatkan produktivitas dan mewujudkan praktik berkelanjutan.

Guna menjawab tantangan tersebut, Fireworks Trade Media Group menggelar kegiatan Palmex Indonesia 2025 yang mengusung tema 'Palm Oil 4.0: Digitalization for a Sustainable Industry', yang bertujuan untuk mengeksplorasi teknologi terbaru dan menjalin kemitraan strategis di industri kelapa sawit.

Kepala Eksekutif Fireworks Trade Media Group, Kenny Yong, mengatakan Palmex Indonesia hadir bukan hanya sebagai pameran teknologi, tetapi juga sebagai platform kolaboratif bagi seluruh ekosistem industri kelapa sawit mulai dari produsen, penyedia teknologi, hingga pembuat kebijakan.

“Kami ingin mendorong solusi terdepan dalam digitalisasi, efisiensi produksi dan keberlanjutan, sekaligus mendukung upaya global menuju industri sawit yang lebih hijau serta inovatif,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya

"Jadi, misalnya, kita aplikasikan hotspot monitoring system, maka kalau ada kebakaran maka akan ada bunyi notifikasi. Langsung pop-up, ada titiknya, bisa langsung ke lokasi," katanya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |